Pendidikan 02 Jul 2025, 16:59

Wakili Aceh Diajang Putri Pendidikan Indonesia, Gadis Asal Bener Meriah Ini Terkendala Biaya

Gadis Asal Bener Meriah Wakili Aceh di Ajang Putri Pendidikan Indonesia, Terkendala Biaya Karantina BENER MERIAH, TRIBUNGAYO.COM – Sasmaini, seorang gadis asal Kampung Jelobok, Kecamatan Permata, Kabu...

Gadis Asal Bener Meriah Wakili Aceh di Ajang Putri Pendidikan Indonesia, Terkendala Biaya Karantina

BENER MERIAH, TRIBUNGAYO.COM – Sasmaini, seorang gadis asal Kampung Jelobok, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah, terpilih sebagai finalis Putri Pendidikan Indonesia 2025 yang mewakili Provinsi Aceh. Namun, impiannya untuk mengharumkan nama Aceh dan Bener Meriah di ajang bergengsi ini terancam terkendala biaya karantina yang ditetapkan oleh panitia.

Sasmaini, yang akrab disapa Imay, merupakan satu-satunya finalis yang mewakili Aceh dalam ajang ini. Meskipun berasal dari keluarga yang kurang mampu di pelosok desa, Imay mampu bersaing dan terpilih melalui seleksi Putri Pendidikan Indonesia secara online yang diadakan sejak awal April 2025.

"Saya tak menyangka dapat terpilih menjadi perwakilan Aceh dalam ajang kontes Putri Pendidikan Indonesia ini," ujar Imay pada Rabu (2/7/2025).

Namun, setelah dinyatakan lolos seleksi, Imay merasa terbebani karena tidak mampu memenuhi biaya karantina yang ditetapkan panitia sebesar Rp 12 juta untuk lima hari. Karantina tersebut akan berlangsung di Victoria Square, Tanggerang, Banten, mulai dari tanggal 8 hingga 13 Juli 2025.

Karena ketidakmampuannya, Imay sempat berniat untuk mengundurkan diri sebagai finalis. Namun, panitia penyelenggara memberikan keringanan dengan menawarkan subsidi biaya karantina sebesar 50 persen.

"Mungkin panitia melihat bakat dari Imay, makanya diberi kemudahan dengan membayar hanya Rp 6 juta," kata Imay.

Meskipun sudah mendapat subsidi, Imay yang merupakan putri dari pasangan Mursal dan Sabariah ini tetap tidak sanggup membayar biaya tersebut karena kondisi ekonomi keluarganya. Panitia kemudian kembali memberikan keringanan khusus bagi Imay, dengan hanya mewajibkan pembayaran Rp 3,5 juta untuk biaya karantina.

"Baiknya panitia lagi kembali memberikan kemudahan, khusus bagi saya dari Aceh, cukup memberikan Rp 3,5 juta saja untuk biaya selama dikarantina," ungkapnya.

Keterbatasan ekonomi keluarga membuat Imay kesulitan untuk memenuhi biaya karantina tersebut. Ia berharap ada pihak yang bersedia membantu mewujudkan impiannya untuk mengharumkan nama Aceh di tingkat nasional.

Keberhasilan Sasmaini menjadi finalis Putri Pendidikan Indonesia merupakan sebuah kebanggaan bagi masyarakat Bener Meriah dan Aceh secara keseluruhan. Kisahnya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang meraih impian, meskipun dihadapkan dengan berbagai keterbatasan.

Saat ini, Imay terus berupaya mencari dukungan dana dari berbagai pihak agar dapat mengikuti karantina dan berkompetisi di ajang Putri Pendidikan Indonesia 2025. Ia berharap dapat memberikan yang terbaik dan membawa nama Aceh menjadi lebih dikenal di tingkat nasional.

Sumber: gayo.tribunnews.com