Ujian Nasional Dihapus, Diganti Asesmen Kompetensi Minimum di Seluruh Sekolah
Ujian Nasional Dihapus, Asesmen Kompetensi Minimum Diterapkan di Seluruh Sekolah JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Pemerintah secara resmi menghapus Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan Asesmen Kom...
Ujian Nasional Dihapus, Asesmen Kompetensi Minimum Diterapkan di Seluruh Sekolah
JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Pemerintah secara resmi menghapus Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang akan diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan fokus pada kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa.
Perubahan mendasar ini diumumkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai respons terhadap evaluasi sistem pendidikan nasional yang dinilai terlalu berorientasi pada hafalan dan kurang menekankan pada pengembangan kompetensi esensial. AKM diharapkan mampu menjadi tolok ukur yang lebih komprehensif dalam menilai mutu pendidikan di berbagai jenjang.
Fokus pada Literasi, Numerasi, dan Karakter
AKM dirancang untuk mengukur kemampuan siswa dalam tiga aspek utama: literasi, numerasi, dan karakter. Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan memahami, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber. Numerasi mencakup kemampuan mengaplikasikan konsep dan keterampilan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, aspek karakter akan menilai nilai-nilai Pancasila yang diinternalisasi oleh siswa, seperti gotong royong, kemandirian, dan bernalar kritis.
"AKM ini bukan pengganti UN semata, tetapi sebuah transformasi cara kita mengevaluasi pendidikan. Kita ingin melihat kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks nyata," ujar [Nama Pejabat Kemendikbudristek], [Jabatan Pejabat Kemendikbudristek], dalam konferensi pers di Jakarta, [Tanggal Konferensi Pers].
Perbedaan Signifikan dengan Ujian Nasional
Berbeda dengan UN yang selama ini menjadi penentu kelulusan siswa, AKM tidak akan digunakan untuk menentukan kelulusan. Hasil AKM akan menjadi umpan balik bagi sekolah dan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Selain itu, AKM juga akan digunakan untuk memetakan mutu pendidikan di berbagai daerah, sehingga pemerintah dapat mengambil kebijakan yang lebih tepat sasaran.
Salah satu perbedaan signifikan lainnya adalah metode pelaksanaan. AKM akan dilaksanakan secara adaptif, artinya tingkat kesulitan soal akan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Dengan demikian, setiap siswa akan mendapatkan soal yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, sehingga hasil asesmen menjadi lebih akurat.
Persiapan dan Sosialisasi
Kemendikbudristek telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan pelaksanaan AKM berjalan lancar. Salah satunya adalah dengan mengembangkan instrumen asesmen yang berkualitas dan relevan dengan kurikulum. Selain itu, Kemendikbudristek juga telah melakukan sosialisasi kepada sekolah, guru, siswa, dan orang tua mengenai tujuan, manfaat, dan mekanisme pelaksanaan AKM.
"Kami menyadari bahwa perubahan ini membutuhkan penyesuaian dari semua pihak. Oleh karena itu, kami terus melakukan sosialisasi dan memberikan pelatihan kepada guru agar mereka siap melaksanakan AKM dengan baik," jelas [Nama Pejabat Kemendikbudristek].
Tantangan dan Harapan
Implementasi AKM tentu tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa semua sekolah memiliki akses terhadap teknologi dan infrastruktur yang memadai untuk melaksanakan asesmen secara daring. Selain itu, perubahan paradigma dari sistem ujian yang berorientasi pada hafalan menuju asesmen yang mengukur kompetensi juga membutuhkan waktu dan upaya yang tidak sedikit.
Meskipun demikian, pemerintah optimis bahwa AKM akan membawa dampak positif bagi kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan fokus pada pengembangan literasi, numerasi, dan karakter siswa, AKM diharapkan dapat menghasilkan generasi muda yang lebih kompeten, kreatif, dan berdaya saing.
"Kami berharap AKM ini menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pendidikan kita secara menyeluruh. Dengan asesmen yang lebih berkualitas, kita dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan di masa depan," pungkas [Nama Pejabat Kemendikbudristek].
Penerapan AKM ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang lebih maju dan berkualitas. Diharapkan, dengan adanya perubahan ini, mutu pendidikan di Indonesia dapat terus meningkat dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul dan berkarakter.
Sumber: news.detik.com