Sosial & Budaya 19 Jun 2025, 03:23

Tradisi 'Sedekah Bumi' di Jawa Timur Kembali Digelar dengan Khidmat

Tradisi 'Sedekah Bumi' di Jawa Timur Kembali Digelar dengan Khidmat Surabaya, Jawa Timur – Masyarakat di berbagai desa di Jawa Timur kembali menggelar tradisi 'Sedekah Bumi' sebagai ungkapan syukur at...

Tradisi 'Sedekah Bumi' di Jawa Timur Kembali Digelar dengan Khidmat

Surabaya, Jawa Timur – Masyarakat di berbagai desa di Jawa Timur kembali menggelar tradisi 'Sedekah Bumi' sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah. Ritual tahunan ini melibatkan arak-arakan hasil bumi, pertunjukan seni tradisional, dan doa bersama, mempererat tali persaudaraan antarwarga.

Tradisi Sedekah Bumi, yang juga dikenal dengan berbagai nama lokal seperti "Bersih Desa" atau "Merti Bumi," merupakan warisan budaya yang telah dipertahankan secara turun-temurun. Masyarakat meyakini bahwa dengan melaksanakan tradisi ini, mereka dapat memperoleh berkah dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta menjaga keseimbangan alam.

Prosesi Arak-Arakan Hasil Bumi

Salah satu daya tarik utama dari tradisi Sedekah Bumi adalah arak-arakan hasil bumi. Warga desa bergotong-royong mengumpulkan hasil panen terbaik mereka, seperti padi, jagung, sayur-mayur, dan buah-buahan. Hasil bumi ini kemudian disusun menjadi gunungan atau replika bangunan yang dihias dengan meriah.

Gunungan hasil bumi ini diarak keliling desa, diiringi oleh musik tradisional dan tarian khas daerah. Para peserta arak-arakan mengenakan pakaian adat yang berwarna-warni, menambah semarak suasana. Di sepanjang jalan, warga menyambut arak-arakan dengan antusias, berharap mendapatkan berkah dari hasil bumi yang melimpah.

Pertunjukan Seni Tradisional

Selain arak-arakan hasil bumi, tradisi Sedekah Bumi juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni tradisional. Pertunjukan ini meliputi tarian, musik, wayang kulit, dan teater rakyat. Setiap desa memiliki ciri khas pertunjukan seni yang berbeda-beda, mencerminkan kekayaan budaya lokal.

Pertunjukan seni tradisional ini tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat, tetapi juga memiliki makna simbolis. Tarian dan musik seringkali menggambarkan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, serta harapan akan keberkahan di masa depan. Wayang kulit dan teater rakyat menyampaikan pesan-pesan moral dan nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman hidup masyarakat.

Doa Bersama dan Kenduri

Puncak dari tradisi Sedekah Bumi adalah doa bersama dan kenduri. Setelah arak-arakan selesai, warga berkumpul di tempat yang telah ditentukan, seperti balai desa atau lapangan terbuka. Para tokoh agama memimpin doa, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa memberikan keberkahan dan perlindungan bagi seluruh masyarakat.

Setelah doa bersama, warga menikmati kenduri atau makan bersama. Makanan yang disajikan biasanya berupa nasi tumpeng, lauk-pauk, dan hasil bumi yang telah diberkati. Kenduri ini menjadi simbol kebersamaan dan gotong-royong antarwarga.

Makna dan Nilai Tradisi Sedekah Bumi

Tradisi Sedekah Bumi memiliki makna dan nilai yang sangat penting bagi masyarakat Jawa Timur. Selain sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah, tradisi ini juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan, melestarikan budaya lokal, dan menjaga keseimbangan alam.

Melalui tradisi Sedekah Bumi, masyarakat diingatkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Mereka juga diajak untuk saling berbagi dan membantu sesama, serta menjaga lingkungan hidup agar tetap lestari.

"Tradisi Sedekah Bumi ini adalah wujud syukur kita kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Selain itu, tradisi ini juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga," ujar Bapak Suroso, seorang tokoh masyarakat di Desa Kemuning, Jember.

Upaya Pelestarian Tradisi Sedekah Bumi

Pemerintah daerah dan berbagai organisasi masyarakat terus berupaya untuk melestarikan tradisi Sedekah Bumi. Upaya ini meliputi pendokumentasian, promosi, dan dukungan finansial bagi penyelenggaraan tradisi tersebut.

Selain itu, generasi muda juga dilibatkan dalam pelestarian tradisi Sedekah Bumi. Mereka diajak untuk mempelajari seni tradisional, mengikuti arak-arakan, dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan lainnya yang terkait dengan tradisi ini.

Dengan upaya pelestarian yang berkelanjutan, diharapkan tradisi Sedekah Bumi dapat terus hidup dan berkembang, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat Jawa Timur.

Tradisi Sedekah Bumi bukan hanya sekadar ritual atau upacara adat, tetapi juga merupakan cerminan dari nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman hidup masyarakat Jawa Timur. Melalui tradisi ini, masyarakat diajak untuk selalu bersyukur, berbagi, dan menjaga keseimbangan alam. Semoga tradisi Sedekah Bumi terus lestari dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

Sumber: liputan6.com