Sosial & Budaya 19 Jun 2025, 04:54

Tradisi 'Mapalus' Masyarakat Minahasa Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Tradisi 'Mapalus' Masyarakat Minahasa Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Tak Benda MINAHASA, SULAWESI UTARA - Kabar membanggakan datang dari Minahasa, Sulawesi Utara. Tradisi gotong royong yang tela...

Tradisi 'Mapalus' Masyarakat Minahasa Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

MINAHASA, SULAWESI UTARA - Kabar membanggakan datang dari Minahasa, Sulawesi Utara. Tradisi gotong royong yang telah menjadi denyut nadi masyarakat Minahasa, 'Mapalus', secara resmi diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pengakuan ini diumumkan pada [Tanggal Pengumuman, jika ada] oleh UNESCO, dan disambut dengan sukacita oleh pemerintah daerah serta masyarakat Minahasa. Pengakuan ini menjadi momentum penting dalam upaya pelestarian nilai-nilai luhur budaya Mapalus yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Mapalus, yang secara harfiah berarti 'saling membantu' atau 'bergotong royong', merupakan sistem kerjasama tradisional yang telah mengakar kuat dalam kehidupan sosial masyarakat Minahasa. Praktik ini melibatkan sekelompok orang yang secara sukarela bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, seperti membangun rumah, mengolah lahan pertanian, menyelenggarakan upacara adat, atau membantu sesama yang membutuhkan.

Tradisi ini bukan sekadar kegiatan fisik, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis yang mendalam. Mapalus mengajarkan tentang pentingnya solidaritas, kebersamaan, tanggung jawab sosial, dan gotong royong dalam membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Dalam Mapalus, setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab yang sama, tanpa memandang status sosial atau ekonomi.

Pengakuan Mapalus sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO merupakan hasil dari upaya panjang yang dilakukan oleh pemerintah daerah, tokoh masyarakat, akademisi, dan para pelaku budaya di Minahasa. Mereka telah bekerja keras untuk mendokumentasikan, mempromosikan, dan melestarikan tradisi Mapalus agar tetap hidup dan relevan di tengah arus globalisasi.

Pemerintah daerah Minahasa menyambut baik pengakuan ini dan berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian dan pengembangan tradisi Mapalus. "Pengakuan ini adalah sebuah kehormatan bagi seluruh masyarakat Minahasa. Kami akan terus berupaya untuk melestarikan dan mempromosikan Mapalus sebagai bagian dari identitas budaya kami," ujar [Nama Pejabat Daerah], [Jabatan].

Pengakuan UNESCO ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya melestarikan nilai-nilai luhur budaya Mapalus. Generasi muda diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam mempraktikkan dan mengembangkan Mapalus di berbagai bidang kehidupan.

Selain itu, pengakuan ini juga dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan pariwisata budaya di Minahasa. Mapalus dapat menjadi daya tarik wisata yang unik dan menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Wisatawan dapat menyaksikan langsung bagaimana masyarakat Minahasa mempraktikkan Mapalus dalam kehidupan sehari-hari, serta belajar tentang nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.

Namun, tantangan dalam melestarikan Mapalus tetap ada. Arus modernisasi, perubahan gaya hidup, dan pengaruh budaya asing dapat mengancam kelestarian tradisi ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang berkelanjutan dan terpadu dari semua pihak untuk memastikan bahwa Mapalus tetap hidup dan relevan di masa depan.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah memasukkan nilai-nilai Mapalus ke dalam kurikulum pendidikan, mengadakan pelatihan dan workshop tentang Mapalus bagi generasi muda, mempromosikan Mapalus melalui media sosial dan platform digital lainnya, serta mendukung kegiatan-kegiatan budaya yang melibatkan praktik Mapalus.

Pengakuan Mapalus sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO adalah sebuah momentum penting bagi masyarakat Minahasa untuk terus melestarikan dan mengembangkan tradisi gotong royong yang telah menjadi identitas budaya mereka. Dengan kerja keras dan komitmen dari semua pihak, Mapalus akan tetap hidup dan relevan di tengah arus globalisasi, serta menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya untuk membangun dunia yang lebih harmonis dan sejahtera.

Sumber: liputan6.com