Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Prakiraan Cuaca BMKG, Pemecatan Eduardo Saverin
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Prakiraan Cuaca BMKG, Pemecatan Eduardo Saverin Jakarta, 21 Maret 2023 - Tiga berita terpopuler di bidang teknologi hari ini meliputi prakiraan cuaca dari Badan Meteorolog...
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Prakiraan Cuaca BMKG, Pemecatan Eduardo Saverin
Jakarta, 21 Maret 2023 - Tiga berita terpopuler di bidang teknologi hari ini meliputi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), alasan di balik pemecatan Eduardo Saverin dari Facebook, dan demonstrasi para dosen dari Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB) di depan Istana Negara. Berikut rangkuman lengkapnya:
1. Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan di Berbagai Wilayah dan Status Siaga di Dua Provinsi
BMKG mengeluarkan prakiraan cuaca untuk hari Senin, 20 Maret 2023, yang menunjukkan sebagian wilayah Indonesia akan dilanda hujan. Bahkan, BMKG juga mengeluarkan peringatan siaga untuk beberapa wilayah tertentu.
Hujan disertai petir diperkirakan terjadi di Jambi, Samarinda, Tarakan, Makassar, dan Palembang. Sementara itu, hujan lebat berpotensi mengguyur wilayah Mamuju.
Untuk intensitas sedang, hujan diperkirakan akan terjadi di Bengkulu, Gorontalo, Bandung, Mataram, dan Kendari. Hujan dengan intensitas ringan kemungkinan terjadi di Banda Aceh, Serang, Yogyakarta, Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya, Pangkal Pinang, Ternate, Kupang, Jayapura, Manokwari, Pekanbaru, Padang, dan Medan.
BMKG juga memantau adanya sirkulasi siklonik di beberapa wilayah, yaitu Samudra Pasifik utara Papua, Papua bagian selatan, Kalimantan Barat, dan Samudra Hindia barat Aceh. Sistem ini membentuk daerah konvergensi yang memanjang dari Papua Barat hingga Papua, Papua bagian selatan hingga Laut Arafuru, dari Bangka Belitung hingga Kalimantan Barat, dan dari Samudra Hindia hingga perairan barat Aceh. Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampaknya.
2. Mengapa Facebook Memecat Eduardo Saverin? Kisah Dibalik Layar Pendirian Raksasa Media Sosial
Mark Zuckerberg dikenal luas sebagai pendiri Facebook. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Zuckerberg tidak sendirian dalam merintis platform media sosial yang mengubah cara orang berinteraksi di dunia maya ini. Salah satu sosok penting di balik layar adalah Eduardo Saverin.
Namun, mengapa Mark Zuckerberg kemudian mengeluarkan Eduardo Saverin tak lama setelah Facebook mulai populer? Apa yang sebenarnya terjadi?
Menurut laporan dari gitconnected.com, hubungan Zuckerberg dan Saverin dimulai pada akhir tahun 2003. Mark Zuckerberg meminta Eduardo Saverin, seorang mahasiswa Harvard, untuk menyetor $15.000 ke rekening bank. Zuckerberg berjanji bahwa uang itu akan digunakan untuk membeli server untuk situs web yang sedang ia kembangkan, TheFacebook.com. Saverin menyetujui tawaran tersebut.
"Zuckerberg tampaknya mendekati Saverin karena dia punya uang dan ingin menghasilkan lebih banyak lagi," tulis laporan tersebut. "Sementara itu, Zuckerberg ingin memanfaatkan kesempatan tersebut untuk merintis jejaring sosial baru."
TheFacebook.com diluncurkan pada Februari 2004. Uang Saverin digunakan untuk membayar server. Platform tersebut dengan cepat menjadi populer di Harvard, dan mahasiswa dari universitas lain pun tertarik untuk bergabung. Zuckerberg dan timnya kemudian setuju untuk memperluas jangkauan situs tersebut. Namun, seiring dengan perkembangan Facebook, hubungan Zuckerberg dan Saverin mulai merenggang, hingga akhirnya Saverin dikeluarkan dari perusahaan. Alasan pasti di balik pemecatan Saverin masih menjadi perdebatan hingga saat ini.
3. Dosen dari 35 PTN Baru Demo di Istana, Tuntut Status PNS
Puluhan dosen yang tergabung dalam Ikatan Lintas Pegawai (ILP) Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB) se-Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 20 Maret 2023. Mereka menuntut pemerintah untuk segera mengubah status kepegawaian mereka menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Koordinator Aksi Nasional yang juga Ketua ILP Unsika Karawang, Imam Budi Santoso, mengungkapkan keprihatinannya atas sikap pemerintah yang dianggap tidak serius dalam mengakomodir status kepegawaian para dosen dan tenaga kependidikan.
"Seharusnya ketika kampus sudah berubah status jadi perguruan tinggi negeri, SDM yang ada di dalamnya termasuk dosen dan tendik ikut menjadi PNS," ujar Imam Budi Santoso dalam rilis yang diterima Tempo.
Imam menambahkan bahwa selama ini pemerintah hanya memberikan status pegawai kontrak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) kepada para dosen dan tenaga kependidikan. Para dosen berharap agar pemerintah segera memberikan kepastian status kepegawaian yang lebih jelas dan permanen. Aksi demonstrasi ini merupakan bentuk kekecewaan dan upaya para dosen untuk memperjuangkan hak mereka.
Sumber: tempo.co