Lingkungan & Cuaca 21 Jun 2025, 03:30

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Potensi Cuaca Ekstrem Indonesia, UGM

Jakarta, Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang akan melanda sebagian wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan, 9-15 Oktober 2022. S...

Jakarta, Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang akan melanda sebagian wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan, 9-15 Oktober 2022. Selain itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka program magister internasional baru dengan menggandeng institusi dari Prancis dan Thailand. Gempa bumi dengan magnitudo 5,0 juga mengguncang Halmahera, Maluku Utara pada Minggu (9/10).

Berikut adalah rangkuman tiga berita tekno terpopuler hari ini:

1. BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia Meningkat

BMKG memprediksi potensi cuaca ekstrem akan semakin meningkat dibandingkan pekan sebelumnya, 2-8 Oktober 2022. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan untuk mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem.

"Berdasarkan analisis terkini, kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan," tutur Dwikorita dalam konferensi daring, Sabtu malam (8/10).

Analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin. Kondisi ini dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, fenomena gelombang atmosfer seperti Madden Jullian Oscillation (MJO) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin juga turut berperan. Interaksi ini secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat diimbau untuk waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.

2. UGM Buka Program Magister Internasional Bidang Penyakit Infeksius

Universitas Gadjah Mada (UGM) akan membuka program Magister Internasional Dynamic of Emerging and Infectious Diseases (DYNAMEID). Program ini merupakan hasil kerja sama dengan University of Montpellier Prancis, Dynamic of Emerging and Infectious Diseases (CIRAD) Prancis, Mahidol University Thailand, serta Association of Southeast Asian Institutions of Higher Learning (ASAIHL) yang juga berbasis di Thailand.

Rektor UGM, Ova Emilia, dan perwakilan dari institusi mitra melakukan penandatanganan nota kesepahaman pada Kamis (6/10). Gauthier Gacoin hadir sebagai perwakilan Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia dalam acara tersebut.

Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Yodi Mahendradhata, menjelaskan bahwa program ini telah diinisiasi sejak dua tahun lalu sebelum pandemi. Tujuannya adalah untuk melatih pemimpin masa depan di bidang kesehatan.

"Hari ini kita menyaksikan kelahiran sebuah program yang sangat spesial, yang sebenarnya sudah diinisiasi dua tahun yang lalu sebelum pandemi. Melalui program ini kita akan melatih pemimpin masa depan di bidang kesehatan," terang Yodi.

Program ini diharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi untuk menangani penyakit infeksius yang menjadi persoalan global dan mengancam kesehatan manusia. Penyakit infeksius tidak hanya menjadi masalah bagi negara-negara tertentu, tetapi menjadi beban yang harus ditanggung bersama oleh setiap negara di dunia.

3. Gempa Halmahera Akibat Sesar Aktif

Gempa dengan magnitudo 5,0 mengguncang Halmahera pada Minggu (9/10) pukul 04.12 WIB. Gempa ini berpusat di 0.97 Lintang Selatan dan 128.91 Bujur Timur, sekitar 144 kilometer timur laut Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat parameter update gempa bumi ini dengan magnitudo 5,0. Episenter gempa terletak pada koordinat 0,94° Lintang Selatan dan 128,98° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 153 kilometer arah timur laut Halmahera Selatan, Maluku Utara, pada kedalaman 10 kilometer.

Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif," ujar Daryono.

Setelah gempa utama, terjadi aktivitas gempa susulan di wilayah tersebut. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap potensi gempa susulan.

Sumber: tempo.co