Lifestyle 19 Jun 2025, 04:58

Tips Staycation Hemat di Bali: Destinasi Populer dengan Budget Terjangkau

Istana Niat Lima Laras di Batubara Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya dan Akan Direvitalisasi MEDAN, SUMUT - Istana Niat Lima Laras, sebuah peninggalan bersejarah suku Melayu yang terletak di Desa Lima L...

Istana Niat Lima Laras di Batubara Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya dan Akan Direvitalisasi

MEDAN, SUMUT - Istana Niat Lima Laras, sebuah peninggalan bersejarah suku Melayu yang terletak di Desa Lima Laras, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara, kini memiliki harapan baru. Pada bulan Maret lalu, istana ini resmi ditetapkan sebagai cagar budaya. Langkah ini membuka jalan untuk revitalisasi yang diharapkan dapat mengembalikan kejayaan masa lalu istana dan bahkan membawanya menuju pengakuan dari UNESCO.

Istana Niat Lima Laras, yang dibangun pada tahun 1912 oleh Raja Lima Laras ke-12, Datuk Matyoeda, memiliki nilai sejarah yang sangat penting. Pada masanya, terdapat sembilan kerajaan Melayu di Sumatra Utara yang masing-masing memiliki istana. Namun, sebagian besar istana tersebut hancur selama masa revolusi sosial, kecuali Istana Niat Lima Laras yang berhasil selamat.

Setelah Datuk Matyoeda wafat pada 7 Juni 1919, kejayaan Kerajaan Lima Laras perlahan meredup. Raja Lima Laras ke-13, Datuk Muda Abdul Roni, mengakhiri pemerintahannya di istana pada tahun 1923. Pada masa penjajahan, istana ini sempat dikuasai oleh tentara Jepang pada tahun 1942. Setelah kemerdekaan, Istana Niat Lima Laras menjadi markas Angkatan Laut di bawah pimpinan Mayor Dahrif Nasution pada masa Agresi Militer kedua.

Kondisi Istana Niat Lima Laras saat ini sangat memprihatinkan. Bangunannya mengalami kerusakan parah, dengan banyak bagian yang keropos dan bahkan runtuh. Keterbatasan dana dari pemerintah kabupaten menjadi kendala utama dalam upaya perbaikan istana selama ini.

Namun, dengan penetapan status cagar budaya, harapan baru muncul untuk menyelamatkan istana ini. Penjabat Bupati Batubara, Nizhamul, menyatakan bahwa perubahan status ini bukanlah hal yang mudah, tetapi merupakan tantangan untuk mewujudkan harapan masyarakat.

"Perubahan status dari objek wisata melewati banyak upaya. Ini tantangan bagi saya, mewujudkan harapan masyarakat," ujar Nizhamul kepada wartawan di Medan, Kamis, 6 Juni 2024.

Nizhamul juga telah melakukan pertemuan dengan pejabat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk membahas revitalisasi istana. Menurutnya, pihak kementerian sangat mendukung upaya ini karena Istana Niat Lima Laras merupakan peninggalan kerajaan yang masih memiliki ahli waris. Nizhamul mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mewujudkan harapan ini.

"Ini rasa memiliki terhadap warisan budaya. Pejabat setelah saya, silakan melanjutkan, kami hanya membuka jalan agar situs ini selamat dari kepunahan," tambahnya.

Rencana revitalisasi Istana Niat Lima Laras mencakup perbaikan aspek fisik, ekonomi, dan sosial. Nizhamul berharap revitalisasi ini dapat mengembalikan bangunan istana ke bentuk semula dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan cagar budaya.

Kepala Dinas Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kabupaten Batubara, Sapri Moesa, menambahkan bahwa Istana Niat Lima Laras hampir tidak pernah tersentuh revitalisasi selama beberapa periode kepemimpinan daerah.

"Baru kali ini ada upaya nyata merevitalisasi, kepedulian ini harus disambut baik. Bangunan Istana Niat Lima Laras sangat memprihatinkan kondisinya," kata Sapri.

Dengan status cagar budaya yang baru disandang, di halaman depan istana kini telah dipasang plang dari Pemkab Batubara. Sapri juga mengatakan bahwa pemerintah pusat akan memberikan bantuan untuk pemugaran istana.

"Mekanismenya akan kita pahami dan patuhi lebih dulu," jelasnya.

Upaya revitalisasi Istana Niat Lima Laras ini diharapkan tidak hanya dapat menyelamatkan bangunan bersejarah ini dari kepunahan, tetapi juga dapat meningkatkan potensi pariwisata di Kabupaten Batubara. Dengan dukungan dari berbagai pihak, Istana Niat Lima Laras diharapkan dapat kembali menjadi kebanggaan masyarakat Sumatra Utara dan menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu suku Melayu.

Sumber: travel.tempo.co