Opini & Editorial 14 Jun 2025, 02:47

Suara Pembaca: Sistem Kesehatan Nasional Pasca Pandemi: Evaluasi dan Arah Kebijakan

Suara Pembaca: Sistem Kesehatan Nasional Pasca Pandemi: Evaluasi dan Arah Kebijakan Jakarta, 14 Juni 2025 - Pandemi COVID-19 telah memberikan pukulan telak bagi sistem kesehatan global, termasuk Indon...

Suara Pembaca: Sistem Kesehatan Nasional Pasca Pandemi: Evaluasi dan Arah Kebijakan

Jakarta, 14 Juni 2025 - Pandemi COVID-19 telah memberikan pukulan telak bagi sistem kesehatan global, termasuk Indonesia. Pasca pandemi, muncul suara-suara dari masyarakat yang menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem kesehatan nasional. Surat pembaca yang diterima redaksi pada hari ini, Sabtu (14/06/2025), menekankan pentingnya merumuskan arah kebijakan yang lebih responsif dan adaptif terhadap tantangan kesehatan di masa depan.

Dalam surat tersebut, penulis yang tidak ingin disebutkan namanya, menggarisbawahi bahwa pandemi telah mengungkap sejumlah kelemahan mendasar dalam sistem kesehatan. Mulai dari kurangnya kesiapan menghadapi lonjakan kasus penyakit menular, distribusi sumber daya yang tidak merata, hingga koordinasi yang kurang optimal antar lembaga terkait.

"Pandemi kemarin adalah pelajaran berharga. Kita melihat bagaimana rumah sakit kewalahan, tenaga kesehatan kelelahan, dan akses terhadap layanan kesehatan menjadi sangat sulit, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil," tulisnya.

Penulis juga menyoroti pentingnya investasi yang lebih besar dalam infrastruktur kesehatan, termasuk peningkatan kapasitas rumah sakit, penyediaan peralatan medis yang memadai, dan pengembangan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi. Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) kesehatan juga menjadi perhatian utama.

"Kita butuh lebih banyak dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya yang kompeten dan profesional. Pelatihan dan pengembangan berkelanjutan harus menjadi prioritas," lanjutnya.

Selain itu, penulis juga menekankan pentingnya penguatan upaya pencegahan penyakit. Menurutnya, fokus tidak hanya pada pengobatan, tetapi juga pada promosi kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Kita perlu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah penyakit," tegasnya.

Menanggapi wacana yang berkembang terkait BPJS Kesehatan dan KTP untuk hewan di Jakarta, penulis berharap pemerintah dapat lebih fokus pada isu-isu krusial yang berdampak langsung pada kesehatan manusia.

"Saya kira, prioritas kita saat ini adalah memastikan setiap warga negara memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau," ujarnya.

Surat pembaca ini juga menyoroti pentingnya peran serta aktif masyarakat dalam perumusan kebijakan kesehatan. Menurut penulis, suara-suara dari masyarakat perlu didengar dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

"Kebijakan kesehatan haruslah responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Pemerintah perlu membuka diri terhadap masukan dan saran dari berbagai pihak," katanya.

Menutup suratnya, penulis berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki sistem kesehatan nasional. Ia meyakini, dengan evaluasi yang komprehensif dan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat memiliki sistem kesehatan yang lebih kuat dan mampu menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.

Beberapa waktu lalu, anggota DPRD Jakarta juga mengusulkan aturan larangan vape dan rokok elektrik. Hal ini menjadi perhatian masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan.

Artikel ini mencerminkan aspirasi masyarakat terkait perbaikan sistem kesehatan nasional pasca pandemi. Evaluasi yang jujur dan komprehensif, serta kebijakan yang responsif, adalah kunci untuk mewujudkan sistem kesehatan yang lebih kuat dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sumber: republika.co.id