Sejarah Hari Satelit Palapa yang Diperingati Hari Ini 9 Juli 2025
Hari Satelit Palapa: Mengenang Tonggak Sejarah Komunikasi Indonesia JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Setiap tanggal 9 Juli, Indonesia memperingati Hari Satelit Palapa, sebuah momen penting yang menandai...
Hari Satelit Palapa: Mengenang Tonggak Sejarah Komunikasi Indonesia
JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Setiap tanggal 9 Juli, Indonesia memperingati Hari Satelit Palapa, sebuah momen penting yang menandai dimulainya era modern komunikasi di Tanah Air. Peluncuran satelit Palapa-A1 pada 9 Juli 1976 menjadi tonggak sejarah yang mengubah wajah komunikasi di Indonesia, menghubungkan ribuan pulau dan mempersatukan bangsa. Lantas, bagaimana sejarah di balik peringatan Hari Satelit Palapa ini?
Gagasan mengenai satelit Palapa muncul dari Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Beliau melihat kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah komunikasi yang kompleks di wilayah Indonesia yang luas. Dengan belasan ribu pulau yang tersebar, sarana komunikasi yang memadai menjadi kunci untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Nama "Palapa" sendiri diambil dari Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Sumpah tersebut merupakan janji untuk menyatukan seluruh wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Pemilihan nama ini diharapkan dapat membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan dalam membangun sistem komunikasi yang menjangkau seluruh pelosok negeri.
Satelit Palapa-A1 dibuat oleh Hughes Aircraft Company (kemudian menjadi bagian dari Boeing Satellite Systems). Proyek ambisius ini dimulai pada Februari 1975 dengan pemberian dua kontrak untuk pembangunan dua satelit, stasiun kontrol induk, dan sembilan stasiun Bumi. Dana yang digelontorkan untuk proyek ini mencapai 561 miliar rupiah.
Proses pembuatan satelit Palapa-A1 tergolong sangat cepat, hanya memakan waktu 17 bulan. Satelit ini memiliki 12 transponder dengan kapasitas setara 6.000 sirkuit suara. Enam transponder digunakan untuk telefoni, satu untuk program televisi nasional, dan lima sisanya sebagai cadangan. Dengan tinggi 3,41 meter, diameter 1,9 meter, dan berat peluncuran 574 kilogram, Palapa-A1 diluncurkan dengan roket Delta di Cape Canaveral Air Force Station, Florida, Amerika Serikat, pada 8 Juli 1976.
Pengaktifan satelit Palapa-A1 di Indonesia dilakukan pada 9 Juli 1976 pukul 06.31 WIB melalui Stasiun Pengendali Utama (SPU) Cibinong. Presiden Soeharto beserta para pejabat negara turut menyaksikan momen bersejarah ini.
"Berangkatnya Palapa-A1 ke ruang angkasa menjadikan Indonesia negara Asia pertama yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD)," tulis Muhammad Taufik Raisal dan Abu Yazid Raisal dalam Jurnal POAI berjudul 'Satelit Pertama di Negara-Negara Asia Tenggara'.
Keberhasilan peluncuran dan pengoperasian Palapa-A1 menempatkan Indonesia dalam daftar negara-negara awal dunia yang memiliki SKSD. Oleh karena itu, tanggal 9 Juli ditetapkan sebagai Hari Satelit Palapa.
Pada 11 Maret 1977, satelit Palapa-A2 diluncurkan sebagai pengganti jika Palapa-A1 mengalami kegagalan. Kemudian, pada tahun 1979, pemerintah merencanakan pembuatan satelit baru untuk menggantikan Palapa-A1 dan A2 yang masa baktinya akan berakhir pada tahun 1983 dan 1987.
Satelit Palapa-B1 diluncurkan pada Juni 1983 dengan spesifikasi yang lebih mutakhir, yaitu 24 transponder. Setelah Palapa-B1 berakhir pengoperasiannya pada tahun 1990, Indonesia terus meluncurkan satelit Palapa lainnya, termasuk Palapa-B2P, Palapa-B4, Palapa-C1, dan seterusnya.
Peringatan Hari Satelit Palapa setiap tanggal 9 Juli adalah momen untuk mengenang sejarah panjang dan pentingnya satelit Palapa dalam membangun komunikasi di Indonesia. Satelit Palapa telah menghubungkan wilayah-wilayah terpencil, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memperkuat persatuan bangsa. Di era digital yang terus berkembang, semangat inovasi dan kemajuan yang diwariskan oleh satelit Palapa harus terus dijaga dan ditingkatkan.
Sumber: detik.com