Sosial & Budaya 18 Jun 2025, 10:03

Sejarah Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dan implementasinya

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional: Refleksi Nilai Luhur dan Implementasi di Era Modern Jakarta (ANTARA) - Setiap tanggal 20 Desember, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasiona...

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional: Refleksi Nilai Luhur dan Implementasi di Era Modern

Jakarta (ANTARA) - Setiap tanggal 20 Desember, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Momen ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah refleksi mendalam akan nilai-nilai luhur gotong royong, persaudaraan, dan solidaritas sosial yang menjadi fondasi masyarakat Indonesia. Lantas, bagaimana sejarah HKSN ini bermula, apa maknanya, dan bagaimana implementasinya di era modern ini?

Lahir dari Semangat Perjuangan

HKSN lahir dari peristiwa heroik di masa mempertahankan kemerdekaan. Pada 19 Desember 1948, Agresi Militer Belanda II meluluhlantakkan Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia. Dalam situasi genting tersebut, rakyat dari berbagai kalangan bersatu padu memberikan bantuan, mulai dari makanan, tempat berlindung, hingga dukungan bagi para pejuang di garis depan.

Semangat kebersamaan dan kesetiakawanan sosial inilah yang diyakini menjadi salah satu faktor krusial yang memungkinkan Indonesia bertahan dari ancaman penjajah. Untuk mengabadikan semangat tersebut, pemerintah menetapkan tanggal 20 Desember sebagai HKSN. Pencetusan resmi HKSN pertama kali dilakukan oleh Menteri Sosial saat itu, H Moeljadi Djojomartono, pada 20 Desember 1958.

Makna Kesetiakawanan Sosial

Lebih dari sekadar pengingat sejarah, HKSN menjadi momentum untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial. Kesetiakawanan sosial tercermin dalam sikap saling peduli, berbagi, dan mendukung, terutama dalam menghadapi tantangan seperti kemiskinan, bencana, dan ketimpangan sosial. Nilai-nilai utama kesetiakawanan sosial meliputi:

  • Gotong Royong: Inti budaya Indonesia yang mengedepankan kerja sama dan saling membantu.
  • Solidaritas: Kesadaran untuk berbagi kebahagiaan dan beban tanpa memandang latar belakang.
  • Kemanusiaan: Pengakuan terhadap hak dan martabat setiap individu sebagai bagian dari masyarakat.

Di era modern, kesetiakawanan sosial juga terkait erat dengan upaya menciptakan keadilan sosial dan inklusi bagi semua, termasuk kelompok marginal.

Implementasi di Era Modern

Seiring perkembangan zaman, nilai-nilai kesetiakawanan sosial terus beradaptasi. Beberapa bentuk implementasi HKSN di era modern antara lain:

  1. Program Pemerintah:
    • Bantuan Sosial: Kementerian Sosial RI menjalankan program seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk membantu masyarakat miskin dan rentan.
    • Pemberdayaan Komunitas: Pemerintah mendukung inisiatif lokal seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan lembaga kesejahteraan sosial masyarakat untuk meningkatkan kemandirian masyarakat.
  2. Gerakan Masyarakat:
    • Relawan Sosial: Banyak komunitas dan organisasi relawan aktif membantu korban bencana, mendukung pendidikan anak-anak kurang mampu, dan memberikan pelayanan kesehatan gratis.
    • Donasi: Tren penggalangan dana melalui platform digital seperti Kitabisa.com dan kampanye media sosial mencerminkan bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk membangun solidaritas sosial.
  3. Pendidikan Kesetiakawanan Sosial: Nilai-nilai ini diajarkan melalui kurikulum pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler, dan pelatihan kepemimpinan untuk membentuk generasi muda yang empatik dan peduli.
  4. CSR Perusahaan: Perusahaan semakin menyadari pentingnya kesetiakawanan sosial. Program CSR yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, pelestarian lingkungan, dan pendidikan menjadi bagian dari implementasi nilai HKSN di sektor swasta.

Tantangan dan Harapan

Namun, implementasi nilai-nilai ini tidak selalu mudah. Globalisasi dan budaya modern sering kali mendorong individualisme dan konsumerisme, yang bertentangan dengan semangat kesetiakawanan sosial. Selain itu, kesenjangan sosial yang masih tinggi menjadi hambatan utama dalam memperkuat solidaritas.

Untuk menjaga relevansi HKSN, diperlukan upaya kolektif dari semua pihak. Edukasi dan kampanye tentang pentingnya kesetiakawanan sosial harus terus digalakkan agar nilai-nilai ini tetap hidup dalam setiap generasi.

HKSN bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan pengingat akan jati diri bangsa Indonesia yang kaya akan nilai-nilai solidaritas. Dalam dunia yang semakin kompleks, perwujudan nilai kesetiakawanan sosial membutuhkan inovasi dan adaptasi untuk menjawab tantangan zaman.

Baca juga:

  • Pemkot Jakpus manfaatkan Taman HKSN untuk hidupkan aktivitas sosial
  • DPP LDII : Sambut HKSN dengan kerja sama dan peduli sesama
  • Pemprov Babel dukung penuh penyelenggaraan HKSN

Pewarta: Raihan Fadilah Editor: Alviansyah Pasaribu Copyright © ANTARA 2024

Sumber: antaranews.com