Rupiah Tertekan Dolar AS, Bank Indonesia Intervensi Pasar Valas
Rupiah Tertekan Dolar AS, Bank Indonesia Intervensi Pasar Valas Jakarta, CNN Indonesia – Nilai tukar Rupiah mengalami tekanan terhadap Dolar AS di pasar valuta asing pada perdagangan hari ini. Pelemah...
Rupiah Tertekan Dolar AS, Bank Indonesia Intervensi Pasar Valas
Jakarta, CNN Indonesia – Nilai tukar Rupiah mengalami tekanan terhadap Dolar AS di pasar valuta asing pada perdagangan hari ini. Pelemahan ini dipicu oleh kekhawatiran global terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat. Menanggapi situasi ini, Bank Indonesia (BI) mengambil langkah intervensi di pasar valas untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Tekanan terhadap Rupiah mulai terasa sejak awal sesi perdagangan, dengan Dolar AS terus menguat seiring sentimen pasar yang cenderung risk-off. Investor global memilih untuk memburu aset-aset safe haven, termasuk Dolar AS, di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global, terutama setelah rilis data ekonomi beberapa negara yang kurang menggembirakan, memicu aksi jual Rupiah," ujar seorang analis pasar uang dari Bank Mandiri.
Bank Indonesia (BI) tidak tinggal diam melihat pelemahan Rupiah yang berlanjut. Bank sentral melakukan intervensi di pasar valas dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang dilepas oleh investor asing, serta melakukan intervensi langsung di pasar spot. Langkah ini bertujuan untuk meredam volatilitas nilai tukar Rupiah dan menjaga kepercayaan pasar.
"Bank Indonesia terus memantau perkembangan pasar valas secara seksama dan akan terus melakukan intervensi jika diperlukan untuk menjaga stabilitas Rupiah," tegas Direktur Departemen Komunikasi BI dalam keterangan resminya.
Selain intervensi di pasar valas, BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Koordinasi ini mencakup pengendalian inflasi, menjaga defisit transaksi berjalan tetap terkendali, dan mendorong investasi asing langsung (FDI).
Pelemahan Rupiah ini menjadi perhatian serius pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pemerintah akan terus berupaya menjaga fundamental ekonomi tetap kuat agar Rupiah tidak terus tertekan.
"Pemerintah akan terus fokus pada reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan menarik investasi asing. Kami juga akan terus menjaga defisit anggaran tetap terkendali," kata Sri Mulyani.
Namun, beberapa ekonom menilai bahwa intervensi BI saja tidak cukup untuk menahan pelemahan Rupiah jika sentimen global terus negatif. Mereka menekankan pentingnya kebijakan yang komprehensif untuk menjaga stabilitas ekonomi.
"Intervensi BI memang penting untuk meredam volatilitas, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah bisa meyakinkan investor bahwa Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat dan prospek pertumbuhan yang cerah," kata seorang ekonom dari Universitas Indonesia.
Pelemahan Rupiah ini tentu berdampak pada berbagai sektor ekonomi. Bagi importir, pelemahan Rupiah akan meningkatkan biaya impor, yang pada akhirnya bisa mendorong inflasi. Sementara itu, bagi eksportir, pelemahan Rupiah bisa meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia di pasar global.
Di sisi lain, pelemahan Rupiah juga bisa menjadi kesempatan bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia dengan harga yang lebih murah. Namun, hal ini juga bisa memicu capital outflow jika investor kehilangan kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Ke depan, stabilitas Rupiah akan sangat bergantung pada perkembangan ekonomi global, kebijakan moneter negara-negara maju, dan sentimen pasar. Pemerintah dan BI perlu terus berkoordinasi dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan kepercayaan investor.
Dengan langkah-langkah intervensi dan koordinasi yang terus dilakukan, diharapkan Rupiah dapat kembali stabil dan mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia yang sebenarnya. Pasar akan terus memantau perkembangan situasi ini dan berharap agar stabilitas Rupiah dapat segera tercapai.
Sumber: finance.detik.com