Rupiah Sentuh Level Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir, Didorong Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Rupiah Sentuh Level Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir, Didorong Kebijakan Moneter Bank Indonesia Jakarta, Indonesia - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mencatat penguatan signifikan, mencapai level...
Rupiah Sentuh Level Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir, Didorong Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Jakarta, Indonesia - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mencatat penguatan signifikan, mencapai level tertinggi dalam lima tahun terakhir. Penguatan ini didorong oleh serangkaian kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia (BI) dalam beberapa waktu terakhir.
Sentimen positif terhadap Rupiah ini muncul di tengah upaya BI untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar. Langkah-langkah yang diambil oleh BI termasuk menaikkan suku bunga acuan secara bertahap, serta melakukan intervensi di pasar valuta asing.
"Kebijakan moneter yang prudent dan terukur menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas Rupiah," ujar seorang analis ekonomi dari sebuah bank swasta terkemuka di Jakarta, Selasa (11/06/2024). "Kenaikan suku bunga acuan diharapkan dapat menekan laju inflasi dan menarik minat investor asing untuk berinvestasi di Indonesia."
Penguatan Rupiah ini disambut baik oleh pelaku pasar dan pengamat ekonomi. Mereka menilai bahwa stabilitas nilai tukar Rupiah akan memberikan kepastian bagi dunia usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Dengan Rupiah yang stabil, biaya impor bahan baku dan barang modal akan lebih terkendali," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). "Hal ini akan membantu perusahaan untuk merencanakan investasi dan produksi dengan lebih baik."
Selain faktor internal, penguatan Rupiah juga didukung oleh sentimen positif dari eksternal. Harga komoditas ekspor Indonesia yang meningkat di pasar global memberikan kontribusi signifikan terhadap surplus neraca perdagangan.
"Kinerja ekspor yang baik menjadi katalis positif bagi Rupiah," jelas seorang ekonom dari sebuah lembaga riset independen. "Permintaan terhadap komoditas ekspor Indonesia seperti batu bara, kelapa sawit, dan nikel terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi global."
Meskipun demikian, beberapa pihak mengingatkan agar pemerintah dan BI tetap waspada terhadap potensi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas Rupiah. Volatilitas pasar keuangan global dan ketidakpastian geopolitik dapat menjadi faktor yang dapat memicu tekanan terhadap nilai tukar Rupiah.
"Kita tidak boleh terlena dengan penguatan Rupiah saat ini," kata seorang pengamat pasar uang. "Pemerintah dan BI perlu terus memantau perkembangan ekonomi global dan mengambil langkah-langkah antisipatif jika diperlukan."
BI sendiri menyatakan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan memastikan bahwa kebijakan moneter yang diambil sejalan dengan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan pasar keuangan global dan domestik serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas Rupiah," tegas Gubernur BI dalam sebuah pernyataan pers.
Dengan fundamental ekonomi yang semakin kuat dan dukungan kebijakan yang tepat, Rupiah diharapkan dapat terus mempertahankan momentum penguatannya dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Penguatan Rupiah ini juga memberikan angin segar bagi masyarakat, terutama dalam hal daya beli terhadap barang-barang impor. Namun, perlu diingat bahwa stabilitas nilai tukar adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan kerja sama dari semua pihak.
Sumber: finance.detik.com