Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Senin 23 Juni 2025
Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Senin 23 Juni 2025 Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan yang tidak stabil menjelang akhir semester I/2025. Se...
Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Senin 23 Juni 2025
Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan yang tidak stabil menjelang akhir semester I/2025. Sentimen negatif dari eskalasi konflik di Timur Tengah dan berakhirnya masa jeda perang tarif menjadi perhatian utama para investor. Pada perdagangan Jumat (20/6/2025), IHSG ditutup melemah. Bagaimana proyeksi IHSG hari ini dan saham-saham apa saja yang direkomendasikan?
Pada penutupan perdagangan Jumat, IHSG tercatat turun 0,88% atau 61,50 poin, berakhir di level 6.907,13. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa IHSG dibuka pada level 6.948,28 dan sempat mencapai level tertinggi di 6.956,80 sepanjang hari perdagangan.
Secara keseluruhan, terdapat 231 saham yang mengalami kenaikan, 386 saham mengalami penurunan, dan 190 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.127 triliun.
Di tengah koreksi indeks, beberapa saham dengan kapitalisasi besar masih mampu mencatatkan kenaikan. Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) naik 1,19% menjadi Rp59.650, sementara saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) meningkat 0,38% menjadi Rp19.775 per saham.
Namun, beberapa saham berkapitalisasi besar lainnya mengalami penurunan. Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) melemah 4,83% ke level Rp1.380, dan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) terkoreksi 3,48% menjadi Rp7.625.
Saham-saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi (top gainers) dipimpin oleh PT Master Print Tbk. (PTMR) yang melonjak 34,08% ke level Rp240 per saham, diikuti oleh saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) dengan kenaikan 22,52% menjadi Rp136 per saham.
Di sisi lain, saham-saham yang mengalami penurunan terdalam (top losers) dipimpin oleh PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. (OBAT) yang terkoreksi 14,93% menjadi Rp376, dan saham PT Nusantara Almazia Tbk. (NZIA) turun 14% menjadi Rp86 per saham.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar
Volatilitas pasar saham Indonesia diperkirakan akan tetap tinggi pada semester II/2025. Fokus utama investor tertuju pada berakhirnya masa jeda pemberlakuan tarif oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah negara mitra dagangnya, serta perkembangan konflik di Timur Tengah yang semakin memanas.
Liew Kong Qian, Head of Investments PT Eastspring Investments Indonesia, menekankan pentingnya investor mencermati risiko volatilitas pasar pada paruh kedua tahun ini. Menurutnya, sentimen seperti berakhirnya masa jeda pemberlakuan tarif AS, khususnya antara AS dan China, akan menjadi perhatian utama.
"Di dalam negeri, investor perlu mencermati potensi pelemahan pertumbuhan PDB dan potensi penurunan ekspor ke US maupun ke China yang berdampak terhadap defisit transaksi berjalan," ujar Liew kepada Bisnis pada Kamis (19/6/2025).
Pengumuman tarif pada kuartal I/2025 sebelumnya telah memicu aksi jual besar-besaran oleh investor asing, yang berdampak negatif pada IHSG. Kekhawatiran terhadap aksi proteksionisme AS yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global terus membayangi pasar.
Proyeksi dan Rekomendasi
Pada awal perdagangan hari ini, berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka turun 1,96% ke level 6.771,76. Sentimen negatif masih mendominasi pasar, dengan 66 saham menguat, 384 saham melemah, dan 146 saham diperdagangkan stagnan.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pasar saat ini, investor disarankan untuk berhati-hati dan selektif dalam memilih saham. Saham-saham dengan fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang baik masih menjadi pilihan menarik di tengah volatilitas pasar. Selain itu, diversifikasi portofolio juga penting untuk mengurangi risiko investasi.
Sebagai penutup, pergerakan IHSG hari ini akan sangat dipengaruhi oleh sentimen global dan regional. Investor diharapkan untuk terus memantau perkembangan situasi dan mengambil keputusan investasi yang bijak.
Sumber: market.bisnis.com