Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Jumat 11 Juli 2025
IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan, Simak Rekomendasi Saham Berikut JAKARTA, Bisnis.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan tren positif pada perdagangan hari ini, Juma...
IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan, Simak Rekomendasi Saham Berikut
JAKARTA, Bisnis.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan tren positif pada perdagangan hari ini, Jumat (11/7/2025), dengan target level 7.035-7.050. Analis merekomendasikan sejumlah saham yang patut diperhatikan investor.
MNC Sekuritas dalam risetnya menyebutkan bahwa IHSG ditutup menguat 0,88% ke level 7.005 pada perdagangan Kamis (10/7/2025), didorong oleh volume pembelian yang signifikan. Menurut tim analis, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan setidaknya ke rentang 7.035-7.050.
"Sehingga IHSG masih berpeluang menguat setidaknya ke rentang 7.035-7.050," tulis Tim Riset MNC Sekuritas.
Untuk perdagangan hari ini, MNC Sekuritas memproyeksikan level support IHSG berada di 6.914 dan 6.843, sementara resistance di 7.035 dan 7.085. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh MNC Sekuritas antara lain BBCA, BRIS, BRMS, dan MEDC.
Pada awal perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,41% atau 29,03 poin ke level 7.034,60 pada pukul 09.02 WIB. Indeks bergerak pada rentang 7.029 hingga 7.042. Terpantau 223 saham menguat, 82 saham melemah, dan 250 saham stagnan.
Di tengah ketidakpastian global, pelaku pasar masih optimistis terhadap prospek pasar saham Indonesia pada paruh kedua tahun 2025. Optimisme ini didukung oleh ekspektasi terbatasnya dampak kebijakan tarif impor Amerika Serikat terhadap Indonesia.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menilai bahwa keputusan Presiden AS terkait tarif impor belum menjadi faktor signifikan bagi ekonomi Indonesia. Pasar juga telah mengantisipasi risiko ini sejak lama.
“Dampaknya terhadap PDB Indonesia diperkirakan relatif minim, kontribusinya hanya sekitar 2%, sehingga belum menjadi risiko sistemik bagi ekonomi secara keseluruhan,” ujarnya.
Ekky menambahkan bahwa peluang penguatan IHSG pada semester ini juga didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan membaiknya sentimen global, terutama setelah gencatan senjata antara Israel dan Iran. Sinyal pemangkasan suku bunga oleh The Fed juga dinilai berpotensi memperkuat aliran modal asing ke pasar domestik dan menjadi katalis positif tambahan bagi IHSG.
"Dengan kombinasi faktor teknikal, valuasi yang sudah mulai menarik, serta sentimen makro yang membaik, kami yakin bahwa semester II ini akan menjadi periode yang lebih kondusif bagi pasar saham domestik," jelas Ekky.
Sementara itu, Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Jessica Leonardy, menyampaikan bahwa katalis positif seperti arah suku bunga dan stimulus fiskal dari pemerintah dapat menjadi penahan tekanan terhadap IHSG akibat tarif AS.
"Diharapkan pada semester II/2025, pemangkasan BI rate dapat berlanjut sehingga bisa menjadi katalis positif untuk IHSG. Diperkirakan, at least ada sekali pemangkasan suku bunga di semester II/2025," katanya.
Jessica juga menyoroti berbagai program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan 3 juta rumah, hilirisasi industri, dan penyuntikan dana ke Danantara, sebagai motor penggerak kinerja pasar ke depan. Optimismenya terhadap semester II/2025 juga didasari pada peluncuran lima paket stimulus ekonomi sepanjang Juni–Juli, mulai dari diskon transportasi, potongan tarif tol, bantuan pangan, subsidi upah, hingga keringanan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja.
"Beberapa sentimen yang akan berpengaruh terhadap arah IHSG di semester ke depan yaitu dari sisi domestik, potensi earnings recovery dan progress program pemerintah yang lebih jelas," ujarnya.
Dengan berbagai faktor pendukung baik dari dalam maupun luar negeri, IHSG diharapkan dapat terus melanjutkan tren positifnya pada semester kedua tahun 2025. Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan investasi.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sumber: market.bisnis.com