Rayakan Hari Migran Internasional, Ini 7 Film Perjuangan Imigran Indonesia di Luar Negeri - Medcom.id

Negeri Van Oranje. (IMDb)

URL Berhasil di Salin

Rayakan Hari Migran Internasional, Ini 7 Film Perjuangan Imigran Indonesia di Luar Negeri

https://www.medcom.id/hiburan/film/ybDjXYXK-rayakan-hari-migran-internasional-ini-7-film-perjuangan-imigran-indonesia-di-luar-negeri

Rayakan Hari Migran Internasional, Ini 7 Film Perjuangan Imigran Indonesia di Luar Negeri

Riza Aslam Khaeron • 18 Desember 2024 15:09

Setiap tanggal 18 Desember, dunia merayakan Hari

Internasional sebagai bentuk penghormatan kepada perjuangan para migran yang mencari kehidupan lebih baik di negara lain.

Di balik setiap cerita migran, terdapat kisah perjuangan, harapan, dan keberanian yang patut diapresiasi. Berikut ini adalah tujuh film yang menggambarkan perjuangan imigran Indonesia di luar negeri, menginspirasi kita untuk lebih memahami lika-liku hidup mereka.

Film ini mengisahkan masa muda B.J. Habibie saat menempuh pendidikan di Jerman. Rudy harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kehidupan akademis yang berat hingga kesulitan beradaptasi dengan budaya baru.

Film ini menunjukkan bagaimana semangat, kerja keras, dan cinta tanah air menjadi kunci dalam meraih mimpi.

Negeri van Oranje (2015)

Lima mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Belanda menjalin persahabatan erat di tengah tantangan akademis dan kehidupan sehari-hari.

Film ini menggambarkan perjuangan mereka dalam menghadapi budaya baru, tekanan studi, dan dinamika hubungan antar teman di negeri orang.

99 Cahaya di Langit Eropa (2013)

Sumber: Tangkapan Layar Film.

Berdasarkan kisah nyata, film ini menceritakan perjalanan Hanum dan Rangga yang tinggal di Eropa.

Mereka berusaha menjaga identitas dan nilai-nilai keislaman di lingkungan yang memiliki budaya sangat berbeda. Film ini juga menyoroti sisi spiritualitas yang menjadi pegangan di tengah tantangan hidup.

Surat dari Praha (2016)

Film ini mengangkat kisah Larasati yang harus mengantarkan surat peninggalan ibunya kepada seorang pria di Praha.

Pria tersebut adalah eksil politik Indonesia yang tidak bisa kembali ke tanah air. Surat dari Praha menggambarkan perjuangan emosional para eksil dalam merindukan kampung halaman yang tak lagi bisa mereka kunjungi.

Sebagai lanjutan dari kisah Laskar Pelangi, film ini mengisahkan perjalanan Ikal dan Arai yang meraih beasiswa untuk studi di Eropa.

Mereka menghadapi berbagai kesulitan, mulai dari adaptasi bahasa hingga budaya baru. Namun, semangat dan persahabatan mereka menjadi kekuatan untuk menghadapi semua tantangan.

Sumber: Poster Film Eksil.

Film dokumenter ini menceritakan sekelompok mahasiswa Indonesia yang terpaksa tinggal di luar negeri akibat peristiwa politik tahun 1965.

Mereka harus membangun kehidupan baru di negara asing sambil menghadapi kerinduan terhadap tanah air yang tidak dapat mereka kunjungi kembali.

Living the Silent Dream (2018)

Film dokumenter ini menyoroti kehidupan komunitas diaspora Indonesia di Philadelphia, Amerika Serikat.

Mereka berjuang menghadapi berbagai kesulitan sebagai imigran, termasuk tantangan ekonomi dan sosial. Film ini memberikan perspektif baru tentang kehidupan diaspora Indonesia di luar negeri.

Ketujuh film ini tidak hanya menggambarkan realitas pahit yang dihadapi para migran, tetapi juga menyajikan pelajaran berharga tentang semangat juang, solidaritas, dan keberanian.

Di Hari Migran Internasional ini, mari kita apresiasi perjuangan para migran Indonesia yang telah membawa nama bangsa ke panggung internasional.

Hari Migran Internasional: Sejarah dan Tema 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di

Channel WhatsApp Medcom.id

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Tarian "Like Jennie" Berlatar Masjid dan Lafaz Allah di Waterbomb Korea 2025 Bikin Geger!

Tandai Dua Bulan Pernikahan, Luna Maya Siap Gelar Perayaan di Jakarta

Vidi Aldiano Turun 10 Kg Akibat Kanker: Badan Gue Lemas...

My Chemical Romance Bakal Konser di Jakarta, Catat Jadwal War Tiketnya!

Limbad Ditahan Imigrasi Arab Saudi Saat Umrah, Dituding "Setan" dan "Dajjal"

Sumber: medcom.id