Opini & Editorial 16 Jun 2025, 03:10

Prof. Ani Nurhayati: Membangun Ketahanan Pangan Nasional di Era Perubahan Iklim

Prof. Ani Nurhayati: Membangun Ketahanan Pangan Nasional di Era Perubahan Iklim JAKARTA – Di tengah ancaman perubahan iklim global, ketahanan pangan menjadi isu krusial yang membutuhkan perhatian seri...

Prof. Ani Nurhayati: Membangun Ketahanan Pangan Nasional di Era Perubahan Iklim

JAKARTA – Di tengah ancaman perubahan iklim global, ketahanan pangan menjadi isu krusial yang membutuhkan perhatian serius. Prof. Ani Nurhayati, seorang ahli pertanian terkemuka, menekankan pentingnya inovasi teknologi pertanian dan diversifikasi pangan sebagai kunci untuk menghadapi tantangan ini. Opini ini ia sampaikan dalam kolom tokoh di Harian Republika, Minggu (15/06/2025).

Menurut Prof. Ani, perubahan iklim telah membawa dampak signifikan terhadap sektor pertanian, termasuk perubahan pola tanam, peningkatan risiko gagal panen, dan penyebaran hama penyakit tanaman. "Kita harus segera beradaptasi dengan perubahan ini. Inovasi teknologi pertanian adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan," ujarnya.

Inovasi teknologi yang dimaksud mencakup penggunaan bibit unggul tahan iklim, sistem irigasi modern yang efisien, pemanfaatan teknologi digital untuk pemantauan dan pengendalian pertanian, serta pengembangan pupuk organik dan pestisida nabati. "Dengan teknologi, kita bisa meningkatkan hasil panen meski di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu," imbuhnya.

Selain inovasi teknologi, Prof. Ani juga menekankan pentingnya diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan adalah upaya untuk mengurangi ketergantungan pada satu atau beberapa jenis bahan pangan pokok. "Kita tidak bisa hanya mengandalkan beras sebagai sumber karbohidrat utama. Kita harus mengembangkan potensi bahan pangan lokal lainnya, seperti jagung, ubi kayu, sagu, dan sorgum," jelasnya.

Diversifikasi pangan, lanjut Prof. Ani, memiliki banyak manfaat. Selain mengurangi risiko kerawanan pangan akibat gagal panen, diversifikasi pangan juga dapat meningkatkan gizi masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian, dan melestarikan keanekaragaman hayati. "Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa. Kita harus manfaatkan potensi ini untuk menciptakan sistem pangan yang lebih beragam dan berkelanjutan," tegasnya.

Prof. Ani juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendukung upaya pembangunan ketahanan pangan. Pemerintah perlu memberikan insentif bagi petani yang menerapkan teknologi pertanian modern dan mengembangkan diversifikasi pangan. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan investasi di bidang penelitian dan pengembangan pertanian, serta memperkuat sistem penyuluhan pertanian.

"Pemerintah harus menjadi motor penggerak dalam upaya pembangunan ketahanan pangan. Dukungan pemerintah sangat penting untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi petani dan pelaku usaha pertanian," kata Prof. Ani.

Lebih lanjut, Prof. Ani mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional. Masyarakat dapat mendukung petani lokal dengan membeli produk-produk pertanian mereka, mengurangi konsumsi pangan yang berlebihan, dan memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayuran dan buah-buahan.

"Ketahanan pangan adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita bergandeng tangan untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri pangan dan berdaulat pangan," pungkasnya.

Opini Prof. Ani Nurhayati ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak bahwa ketahanan pangan adalah isu strategis yang membutuhkan perhatian serius dan tindakan nyata. Dengan inovasi teknologi, diversifikasi pangan, dukungan pemerintah, dan partisipasi aktif masyarakat, Indonesia dapat menghadapi tantangan perubahan iklim dan mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

Sumber: republika.co.id