Sosial & Budaya 17 Jun 2025, 02:46

Polemik Pembangunan Hotel di Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta Berlanjut

Polemik Pembangunan Hotel di Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta Berlanjut, Picu Kekhawatiran Akan Erosi Nilai Sejarah Yogyakarta – Pembangunan sebuah hotel di jantung kawasan cagar budaya Yogyakarta teru...

Polemik Pembangunan Hotel di Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta Berlanjut, Picu Kekhawatiran Akan Erosi Nilai Sejarah

Yogyakarta – Pembangunan sebuah hotel di jantung kawasan cagar budaya Yogyakarta terus menuai perdebatan sengit. Sejumlah budayawan dan elemen masyarakat sipil menyatakan kekhawatiran mendalam bahwa proyek ini berpotensi merusak nilai-nilai sejarah dan budaya yang menjadi identitas kota gudeg ini.

Polemik ini mencuat karena lokasi pembangunan hotel yang dianggap sangat dekat dengan situs-situs bersejarah penting. Para kritikus berpendapat, kehadiran bangunan modern dengan skala besar dapat mengganggu keharmonisan visual kawasan, merusak lanskap budaya, dan mengancam keberlangsungan warisan tak benda yang hidup di tengah masyarakat.

"Kami sangat khawatir pembangunan hotel ini akan mengubah wajah Yogyakarta sebagai kota budaya. Bangunan-bangunan modern yang menjulang tinggi tidak selaras dengan arsitektur tradisional yang selama ini menjadi ciri khas kota ini," ujar seorang budayawan yang enggan disebutkan namanya dalam sebuah diskusi publik.

Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Yogyakarta memiliki sejarah panjang sebagai pusat peradaban Jawa, dengan berbagai keraton, bangunan bersejarah, dan tradisi luhur yang masih dijaga hingga kini. Kawasan cagar budaya menjadi benteng terakhir untuk melindungi warisan ini dari gempuran modernisasi.

Di sisi lain, pihak pengembang berargumen bahwa pembangunan hotel ini justru akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Yogyakarta. Mereka menjanjikan lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan daerah, dan fasilitas akomodasi yang memadai bagi wisatawan.

"Kami memahami kekhawatiran sebagian masyarakat. Namun, kami juga berkomitmen untuk menjaga kelestarian budaya Yogyakarta. Pembangunan hotel ini akan dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan sejarah, serta melibatkan partisipasi masyarakat," kata seorang perwakilan pengembang dalam sebuah konferensi pers.

Pemerintah Kota Yogyakarta sendiri berada di posisi yang sulit. Di satu sisi, mereka harus mendukung investasi dan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi warisan budaya yang menjadi kebanggaan kota.

"Kami akan terus melakukan kajian mendalam terhadap dampak pembangunan hotel ini. Kami akan memastikan bahwa semua peraturan dan perundang-undangan terkait cagar budaya dipatuhi. Kami juga akan membuka ruang dialog dengan semua pihak terkait untuk mencari solusi terbaik," tegas seorang pejabat Pemkot Yogyakarta.

Polemik ini menjadi ujian bagi Yogyakarta dalam menyeimbangkan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian budaya. Masyarakat sipil terus menggalang dukungan untuk menolak pembangunan hotel yang dianggap mengancam warisan budaya. Mereka menggelar aksi unjuk rasa, petisi online, dan diskusi publik untuk menyuarakan aspirasi mereka.

"Kami tidak ingin Yogyakarta kehilangan identitasnya sebagai kota budaya. Kami akan terus berjuang untuk melindungi warisan leluhur kami dari kepentingan bisnis yang merusak," seru seorang aktivis budaya dalam sebuah orasi.

Pembangunan hotel di kawasan cagar budaya Yogyakarta menjadi isu yang kompleks dan melibatkan berbagai kepentingan. Pemerintah, pengembang, budayawan, dan masyarakat sipil perlu duduk bersama untuk mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak. Masa depan warisan budaya Yogyakarta ada di tangan mereka.

Sumber: cnnindonesia.com