Perundingan Damai Ukraina-Rusia Kembali Buntu: Eropa Desak Solusi Diplomatik
MUI Kecam Gagasan Trump Kuasai Gaza dan Relokasi Warga Palestina Jakarta, CNN Indonesia — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras gagasan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang be...
MUI Kecam Gagasan Trump Kuasai Gaza dan Relokasi Warga Palestina
Jakarta, CNN Indonesia — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras gagasan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berencana mengambil alih Gaza dan merelokasi warganya secara permanen. MUI menilai rencana ini sebagai "rencana jahat" yang harus ditolak oleh semua pihak.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menyatakan bahwa kepemimpinan Amerika dan Israel dinilai tidak jujur terkait gencatan senjata yang telah disepakati. Ia menduga masih ada rencana tersembunyi untuk tetap mengontrol Gaza dan Palestina secara keseluruhan di bawah kendali Israel dan Amerika.
"Ini adalah rencana jahat yang harus ditolak oleh kita semua. Menurut saya, kepemimpinan Amerika dan Israel benar-benar tidak sincere atau jujur terkait dengan gencatan senjata yang sudah disepakati. Masih terus dibuat rencana dan langkah-langkah yang meyakinkan agar Gaza dan Palestina secara keseluruhan tetap di bawah kontrol Israel dan Amerika," kata Sudarnoto kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).
Sudarnoto menilai gagasan relokasi ini akan merusak kemerdekaan Palestina. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan dan pengawasan terhadap rencana tersebut.
"Ide relokasi Trump beberapa hari yang lalu telah diperkuat dengan pertemuan Trump-Netanyahu beberapa jam yang lalu. Karena itu, kewaspadaan dan pengawasan haruslah dilakukan secara lebih terukur agar semua upaya yang merusak dan menghancurkan cita-cita kemerdekaan Palestina bisa dihentikan," ujarnya.
MUI memandang gencatan senjata yang dilakukan secara bertahap di Gaza merupakan jalan menuju kemerdekaan bagi Palestina. Oleh karena itu, Sudarnoto meminta agar proses gencatan senjata diawasi dengan ketat.
"Gencatan senjata bertahap ini adalah jalan untuk kemerdekaan Palestina dan pergi atau keluarnya tentara pendudukan Israel dari seluruh wilayah Palestina. Karena itu, proses ini harus dijaga sepenuhnya jangan sampai dirusak oleh rencana jahat Amerika-Israel," tegasnya.
MUI juga menyerukan kepada negara-negara yang menjadi bagian dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk bersatu menghentikan rencana AS tersebut. Menurutnya, persatuan seluruh negara Muslim adalah kunci untuk menggagalkan rencana tersebut.
"Negara-negara OKI kembali dituntut untuk bersepakat melakukan langkah konstruktif menghadapi konspirasi jahat Amerika-Israel, menghentikan keinginan Amerika untuk taking over, owning, menguasai dan mengontrol Gaza. Ini kesempatan bagi negara-negara OKI dan bahkan masyarakat untuk membantu dan membangun Gaza/Palestina baru yang bebas dari segala bentuk penjajahan," jelas Sudarnoto.
MUI mengingatkan agar tidak berharap pada bantuan dan dukungan Amerika dalam rekonstruksi Gaza-Palestina, karena di balik itu ada motif tersembunyi.
"Dukungan dan bantuan yang jernih dan tulus hanya bisa dilakukan oleh semua pihak yang selama ini membela Palestina. Jangan berharap terhadap bantuan dan dukungan Amerika untuk rekonstruksi Gaza-Palestina karena di balik itu ada motif busuk," lanjutnya.
Lebih lanjut, MUI mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan konsolidasi dengan negara-negara yang selama ini benar-benar membela Palestina, guna melawan gagasan Trump.
"Mendorong pemerintah RI untuk terus mengambil prakarsa melakukan dialog dan konsolidasi dengan negara-negara yang selama ini telah memberikan pembelaan kepada Palestina. Ada lebih 2/3 negara anggota PBB yang telah memberikan dukungan kepada Palestina. Pertemuan-pertemuan bilateral dan multilateral untuk mengawal gencatan senjata ini sungguh sangat penting antara lain untuk melawan ide relokasi Trump," katanya.
MUI juga mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam, lembaga filantropi, dan komunitas pembela Palestina, untuk memperkuat konsolidasi dan kebersamaan dalam membantu dan mengawal kemerdekaan Palestina.
"Kepada masyarakat dan khususnya umat Islam, lembaga-lembaga filantropi dan lembaga/komunitas pembela Palestina agar semakin memperkuat konsolidasi dan kebersamaan untuk terus membantu dan mengawal kemerdekaan Palestina. Jangan biarkan Amerika Serikat mengambil alih dan mengontrol Gaza-Palestina. Persatuan di kalangan kita juga sangat penting, konsolidasi komunikasi pemerintah-masyarakat perlu penguatan," lanjutnya.
Gagasan Donald Trump mengenai relokasi warga Gaza secara permanen mencuat dalam beberapa waktu terakhir, di mana ia menyebut "masalah Gaza tidak pernah selesai". Trump juga mengisyaratkan AS akan menguasai Gaza untuk jangka panjang dan mengembangkan daerah itu secara ekonomi setelah penduduk Gaza direlokasi ke tempat lain. Gagasan ini dinilai bertentangan dengan kebijakan AS selama puluhan tahun terhadap konflik Israel-Palestina.
Sumber: news.detik.com