Pertumbuhan Ekonomi 7% Sulit Digapai Tahun Ini, RI Bisa Apa?
Pertumbuhan Ekonomi 7% Sulit Digapai Tahun Ini, RI Bisa Apa? Jakarta - Target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai sulit tercapai pada tahun...
Pertumbuhan Ekonomi 7% Sulit Digapai Tahun Ini, RI Bisa Apa?
Jakarta - Target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai sulit tercapai pada tahun ini. Para ekonom menyarankan pemerintah untuk fokus mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi pada target yang lebih realistis, yakni 5,2% seperti yang tertuang dalam APBN.
Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi 7% terlalu berat untuk dicapai dalam jangka pendek.
"Menurut saya, ketimbang mengejar target yang 7%, dalam jangka pendek, atau sampai akhir tahun 2025, setidaknya pemerintah perlu fokus dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi di 5%," ujar Rendy kepada detikcom, Senin (23/6/2024).
Strategi Optimalisasi Pertumbuhan Ekonomi
Rendy menjelaskan bahwa pemerintah dapat melakukan optimalisasi dengan mempercepat belanja pemerintah dan mempertimbangkan perluasan cakupan stimulus pemerintah pada angka yang lebih rasional.
Meskipun demikian, Rendy tidak menutup kemungkinan bahwa target pertumbuhan 7% dapat dicapai dalam jangka panjang. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan mengaktifkan kembali industri atau reindustrialisasi, menyelesaikan berbagai permasalahan struktural, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Tantangan Ekonomi Global
Ekonomi Indonesia saat ini menghadapi tantangan berat dari kondisi ekonomi global yang memburuk. Konflik di Timur Tengah berpotensi menekan minat investasi dan meningkatkan risiko pelemahan nilai tukar rupiah.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa saja tidak mencapai 5% jika kondisi buruk ekonomi global tidak diantisipasi.
"Pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan bisa 4,5-4,7% year on year, jauh dari mimpi 7%. Perang di timur tengah membuat investasi melemah, risiko kurs juga meningkat tajam," papar Bhima.
Ancaman Inflasi Energi
Selain itu, potensi kenaikan harga minyak dunia akibat konflik yang berkepanjangan juga menjadi perhatian. Jika harga minyak terus meningkat, inflasi energi dapat terjadi, terutama jika perusahaan terpaksa melakukan penyesuaian harga BBM, LPG, dan tarif listrik.
Fokus pada Target Realistis
Dengan berbagai tantangan yang ada, para ekonom sepakat bahwa pemerintah sebaiknya fokus pada target pertumbuhan ekonomi yang lebih realistis, yaitu 5,2%. Hal ini dapat dicapai dengan optimalisasi belanja pemerintah, perluasan stimulus yang rasional, dan peningkatan daya saing industri.
Meskipun target pertumbuhan 7% tetap menjadi aspirasi, pencapaiannya memerlukan strategi jangka panjang yang komprehensif, termasuk reindustrialisasi, penyelesaian masalah struktural, dan peningkatan kualitas SDM. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk menghadapi tantangan ekonomi global dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Kesimpulan
Meskipun target pertumbuhan ekonomi 7% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto merupakan tujuan yang ambisius, kondisi ekonomi global dan domestik saat ini membuat pencapaian target tersebut menjadi sulit. Para ekonom menyarankan pemerintah untuk fokus pada target pertumbuhan yang lebih realistis, yaitu 5,2%, dengan melakukan optimalisasi belanja pemerintah, perluasan stimulus yang rasional, dan peningkatan daya saing industri. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sumber: finance.detik.com