Penemuan Baru: Material Superkonduktor Lokal Berpotensi Revolusi Industri Elektronik
Semarang, Liputan6.com - Tiga mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) menciptakan inovasi digitalisasi sistem mina padi yang berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi Social and Technology Innova...
Semarang, Liputan6.com - Tiga mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) menciptakan inovasi digitalisasi sistem mina padi yang berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi Social and Technology Innovation Challenge (SoTech) yang diselenggarakan oleh PT Pertamina Refinery Unit III Plaju Palembang dan Yayasan Antara Djaya. Inovasi bernama "Many Paddy" ini menawarkan solusi cerdas untuk optimalisasi pertanian terpadu dengan memanfaatkan teknologi sensor dan integrasi pertanian, peternakan, dan perikanan.
Tim Inovasi Cerdas untuk Pengembangan Pertanian (ICEDEEP) yang terdiri dari Syaikha Butsaina Dhiya’ulhaq (ketua tim, angkatan 2020), Malika Pintanada Kaladinanty (angkatan 2022), dan Haliza Ramadiani (angkatan 2022) di bawah bimbingan dosen Mohamad Endy Yulianto ST, MT, berhasil menyisihkan 189 peserta dari 71 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Kompetisi SoTech menantang para peserta untuk mencari solusi inovatif terhadap permasalahan di bidang agrikultur (pertanian, perikanan, dan peternakan) yang dihadapi oleh pelaku kegiatan di wilayah Banyuasin, Sumatera Selatan. Para peserta dituntut untuk mengembangkan solusi melalui penerapan IPTEK (kategori Teknologi) dan langkah pendampingan (kategori Sosial).
"Rangkaian kompetisi SoTech dimulai sejak bulan Februari, yang diikuti sebanyak 189 peserta, dari 71 perguruan tinggi," ujar Syaikha, ketua tim ICEDEEP.
Dalam babak penyisihan 12 besar, setiap tim mendapatkan pendanaan sebesar Rp2.000.000 untuk membuat prototipe inovasi. Grand Final diselenggarakan di Palembang Indah Mall, di mana tim-tim mempresentasikan dan melakukan simulasi hasil prototipe yang telah mereka kembangkan.
Inovasi "Many Paddy" yang digagas oleh tim ICEDEEP merupakan pengembangan sistem mina padi dengan tata letak dan integrasi pertanian, peternakan, serta perikanan yang diubah ke dalam tatanan baru. Sistem ini dilengkapi dengan teknologi sensor bertenaga panel surya untuk memantau dan mengendalikan kondisi lingkungan.
Malika, anggota tim, menjelaskan bahwa prototipe yang dikembangkan menggunakan skala pengecilan 1:500. Prototipe ini mengintegrasikan sensor pH air kolam perikanan dengan sensor ketinggian level air sawah. Sistem ini bekerja dengan cara mengalirkan air dari kolam ke sawah saat pH air kolam menurun hingga di bawah 5.
"Pada pH di bawah 5, terdapat pakan ikan yang sudah terdekomposisi bersama dengan residu ikan, membentuk nitrat dan nitrogen yang apabila diutilisasi sebagai air persawahan akan dapat membantu memenuhi kebutuhan zat hara pada sawah," jelas Malika.
Air akan dialirkan dari kolam ke sawah hingga ketinggian air di sawah mencapai 1,5 cm. Jika ketinggian air di sawah kurang dari 1 cm, sensor akan mendeteksi dan menyuplai air dari kolam ikan atau sumber air luar. Sebaliknya, jika ketinggian air di sawah melebihi 1,5 cm, sensor akan mengeluarkan air dari sawah hingga mencapai ketinggian optimal.
Selain itu, prototipe ini juga dilengkapi dengan fermentor mini yang terletak di dekat kandang bebek. Fermentor ini digunakan untuk memfermentasi feses ikan bebek yang dicampur dengan bahan lain seperti EM4, dedak padi, air, dan larutan gula merah selama 2 minggu. Hasil fermentasi ini kemudian digunakan sebagai pakan ikan yang dibiakkan di bawah kandang bebek.
Syaikha menambahkan, "Dengan pengaplikasian dua sensor yang saling terintegrasi ini, diharapkan penggunaan air sebagai sumber daya utama dalam kegiatan agrikultural menjadi lebih tepat guna dan optimal."
Dekan Sekolah Vokasi Undip, Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si, mengapresiasi prestasi yang diraih oleh mahasiswanya. Ia menegaskan bahwa Sekolah Vokasi Undip berkomitmen untuk mendukung penuh mahasiswa dalam menunjukkan prestasi terbaik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
"Proyek ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi dan kolaborasi dapat menghasilkan solusi yang membawa dampak positif bagi petani, lingkungan, dan masyarakat secara keseluruhan," pungkas Budiyono.
Inovasi "Many Paddy" ini diharapkan dapat menjadi solusi cerdas untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan sistem mina padi, serta memberikan kontribusi positif bagi sektor pertanian di Indonesia. Keberhasilan tim ICEDEEP dalam kompetisi SoTech menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Sumber: liputan6.com