Opini & Editorial 18 Jun 2025, 09:15

Opini Sri Mulyani: Menjaga Stabilitas Fiskal di Tengah Ketidakpastian Global: Fokus pada Efisiensi dan Optimalisasi Penerimaan

Opini Sri Mulyani: Menjaga Stabilitas Fiskal di Tengah Ketidakpastian Global: Fokus pada Efisiensi dan Optimalisasi Penerimaan JAKARTA, Bisnis.com - Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus...

Opini Sri Mulyani: Menjaga Stabilitas Fiskal di Tengah Ketidakpastian Global: Fokus pada Efisiensi dan Optimalisasi Penerimaan

JAKARTA, Bisnis.com - Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya menjaga stabilitas fiskal sebagai fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam berbagai kesempatan, Sri Mulyani menyoroti dua aspek krusial yang perlu menjadi fokus pemerintah, yaitu efisiensi belanja negara dan optimalisasi penerimaan pajak.

Stabilitas fiskal, menurut Sri Mulyani, bukan hanya sekadar menjaga defisit anggaran tetap terkendali, tetapi juga tentang bagaimana pemerintah mengelola sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien. Hal ini menjadi semakin penting mengingat tantangan global seperti inflasi, suku bunga yang tinggi, dan risiko resesi yang menghantui banyak negara.

Efisiensi belanja negara menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga stabilitas fiskal. Sri Mulyani berulang kali menekankan perlunya reformasi anggaran yang berorientasi pada hasil (outcome-based budgeting). Dengan pendekatan ini, setiap rupiah yang dikeluarkan oleh pemerintah harus memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

"Kita harus memastikan bahwa setiap program dan kegiatan pemerintah benar-benar memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Tidak boleh ada lagi pemborosan atau inefisiensi dalam penggunaan anggaran," tegas Sri Mulyani dalam sebuah seminar ekonomi di Jakarta, baru-baru ini.

Selain efisiensi belanja, optimalisasi penerimaan pajak juga menjadi kunci dalam menjaga stabilitas fiskal. Sri Mulyani mengakui bahwa tantangan dalam meningkatkan penerimaan pajak semakin kompleks di era digital dan globalisasi. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya melakukan reformasi perpajakan yang komprehensif, termasuk memperluas basis pajak, meningkatkan kepatuhan wajib pajak, dan memberantas praktik penghindaran pajak.

"Penerimaan pajak adalah tulang punggung APBN. Kita harus terus berupaya meningkatkan penerimaan pajak dengan cara yang adil dan efisien, sehingga kita dapat membiayai pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan penerimaan pajak. Ia mendorong pemerintah daerah untuk lebih aktif dalam menggali potensi pajak daerah dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada wajib pajak.

Dalam menghadapi ketidakpastian global, Sri Mulyani menekankan pentingnya fleksibilitas dan responsifitas kebijakan fiskal. Pemerintah harus mampu menyesuaikan kebijakan fiskal dengan cepat dan tepat sesuai dengan perkembangan situasi ekonomi global dan domestik.

"Kita harus selalu siap menghadapi berbagai skenario yang mungkin terjadi. Kebijakan fiskal harus fleksibel dan responsif, sehingga kita dapat menjaga stabilitas ekonomi dan melindungi masyarakat dari dampak negatif ketidakpastian global," katanya.

Menjaga stabilitas fiskal di tengah ketidakpastian global bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan fokus pada efisiensi belanja negara dan optimalisasi penerimaan pajak, serta dengan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, Indonesia dapat melewati tantangan ini dengan baik dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Opini Sri Mulyani ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak bahwa pengelolaan keuangan negara yang prudent dan bertanggung jawab adalah kunci untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sumber: ekonomi.bisnis.com