Opini Rizal Ramli: Evaluasi Kebijakan Ekonomi Pemerintah - Antara Pertumbuhan dan Kesenjangan
Rizal Ramli Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah: Pertumbuhan Tinggi, Kesenjangan Melebar Jakarta, Indonesia - Ekonom senior Rizal Ramli kembali melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan ekonomi peme...
Rizal Ramli Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah: Pertumbuhan Tinggi, Kesenjangan Melebar
Jakarta, Indonesia - Ekonom senior Rizal Ramli kembali melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan ekonomi pemerintah. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari ini, Rizal Ramli menyoroti fokus pemerintah yang dinilai terlalu menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan masalah kesenjangan sosial yang semakin menganga.
Rizal Ramli berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan berarti banyak jika tidak dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya, kebijakan ekonomi yang ada saat ini justru memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin, serta menciptakan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya.
"Pertumbuhan ekonomi yang hanya dinikmati segelintir orang itu bukan pertumbuhan yang berkualitas. Kita harus fokus pada pemerataan, agar semua rakyat Indonesia bisa merasakan manfaat dari pembangunan," ujar Rizal Ramli.
Ia mencontohkan beberapa kebijakan yang dinilai kontradiktif dengan semangat pemerataan, seperti kebijakan yang memberikan insentif besar kepada investor asing namun kurang memperhatikan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi kerakyatan.
"UMKM ini menyerap banyak tenaga kerja, tapi seringkali terpinggirkan. Pemerintah seharusnya lebih berpihak pada UMKM, bukan hanya fokus pada investasi asing yang belum tentu memberikan dampak positif bagi masyarakat luas," tegasnya.
Rizal Ramli juga mengkritik kebijakan impor yang dinilai merugikan petani dan produsen lokal. Menurutnya, pemerintah seharusnya lebih protektif terhadap produk-produk dalam negeri dan mendorong peningkatan daya saing UMKM.
"Kita ini negara agraris, tapi kenapa kita malah impor produk pertanian? Ini kan aneh. Pemerintah harus melindungi petani kita, memberikan mereka akses ke teknologi dan pasar, agar mereka bisa bersaing dengan produk impor," katanya.
Sebagai solusi, Rizal Ramli menawarkan beberapa alternatif kebijakan ekonomi yang lebih berpihak pada pemerataan. Ia mengusulkan agar pemerintah lebih fokus pada pengembangan sektor pertanian dan UMKM, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.
"Pendidikan dan kesehatan ini kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Jika kualitas SDM kita bagus, maka kita akan mampu bersaing di era globalisasi," jelasnya.
Selain itu, Rizal Ramli juga menekankan pentingnya reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi. Menurutnya, korupsi merupakan salah satu penyebab utama kesenjangan ekonomi.
"Korupsi ini merusak sistem ekonomi kita. Dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan, malah dikorupsi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," tegasnya.
Rizal Ramli berharap agar pemerintah mau membuka diri terhadap kritik dan saran dari berbagai pihak, termasuk dari para ekonom dan pakar pembangunan. Ia yakin bahwa dengan kerjasama dan sinergi, Indonesia mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Kita harus duduk bersama, mencari solusi terbaik untuk bangsa ini. Jangan hanya mendengarkan suara-suara yang pro status quo, tapi juga harus membuka diri terhadap ide-ide baru yang lebih progresif," pungkasnya.
Opini Rizal Ramli ini tentu akan memicu perdebatan dan diskusi yang menarik di kalangan masyarakat dan para pemangku kepentingan. Pemerintah diharapkan dapat mempertimbangkan masukan-masukan konstruktif dari Rizal Ramli dan pihak-pihak lain, demi mewujudkan ekonomi Indonesia yang lebih adil dan makmur.
Sumber: news.detik.com