Opini Republika: Diplomasi Indonesia di Tengah Konflik Geopolitik Global (11 Juli 2025)
Opini Republika: Diplomasi Indonesia di Tengah Konflik Geopolitik Global (11 Juli 2025) Jakarta - Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global, Indonesia memainkan peran sentral dalam meredakan...
Opini Republika: Diplomasi Indonesia di Tengah Konflik Geopolitik Global (11 Juli 2025)
Jakarta - Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global, Indonesia memainkan peran sentral dalam meredakan konflik melalui diplomasi yang inklusif dan berprinsip. Opini ini, yang diterbitkan Republika pada Jumat, 11 Juli 2025, menyoroti bagaimana Indonesia memanfaatkan posisinya untuk membangun jembatan perdamaian antar negara-negara yang berseteru.
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan tradisi demokrasi yang kuat, Indonesia memiliki modal penting untuk menjadi mediator yang efektif. Pendekatan diplomasi Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip non-intervensi, penghormatan terhadap kedaulatan negara lain, dan penyelesaian konflik secara damai.
Salah satu contoh konkret peran Indonesia dalam diplomasi global adalah keterlibatannya dalam isu Palestina. Indonesia secara konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan menyerukan diakhirinya pendudukan Israel. Selain itu, Indonesia juga aktif dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang terdampak konflik.
Indonesia juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Sebagai anggota ASEAN, Indonesia mempromosikan dialog dan kerjasama antar negara-negara anggota untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk sengketa wilayah, terorisme, dan perubahan iklim.
Namun, tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menjalankan diplomasi global tidaklah mudah. Meningkatnya rivalitas antara negara-negara besar, seperti Amerika Serikat dan Cina, serta munculnya konflik-konflik baru di berbagai belahan dunia, membuat upaya perdamaian semakin kompleks.
Selain itu, Indonesia juga dihadapkan pada tekanan internal untuk lebih fokus pada kepentingan nasionalnya sendiri. Beberapa kalangan berpendapat bahwa Indonesia seharusnya lebih memprioritaskan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya daripada terlibat dalam urusan global.
Meskipun demikian, pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk menjalankan diplomasi yang aktif dan konstruktif. Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas dunia.
"Indonesia harus menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah," kata Presiden Jokowi dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB pada tahun 2024.
Untuk memperkuat peran diplomasinya, Indonesia terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya. Kementerian Luar Negeri secara rutin mengadakan pelatihan dan pendidikan bagi para diplomat Indonesia agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global.
Selain itu, Indonesia juga menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi internasional, seperti PBB, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan Gerakan Non-Blok (GNB), untuk memperluas jangkauan diplomasinya.
Ke depan, Indonesia diharapkan dapat terus memainkan peran yang lebih besar dalam meredakan ketegangan geopolitik global. Dengan modal yang dimilikinya, Indonesia dapat menjadi jembatan perdamaian antara negara-negara yang berseteru dan berkontribusi pada terciptanya dunia yang lebih aman dan damai.
Sebagai penutup, diplomasi Indonesia di tengah konflik geopolitik global merupakan sebuah keniscayaan. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip yang kuat dan didukung oleh sumber daya yang memadai, Indonesia dapat menjadi kekuatan penengah yang efektif dan berkontribusi pada terciptanya perdamaian dunia.
Sumber: news.republika.co.id