Opini & Editorial 16 Jun 2025, 18:54

Opini: Prof. Miriam Budiardjo - Konsolidasi Demokrasi Indonesia Pasca Pemilu 2024, Refleksi di Pertengahan Tahun 2025

MUI Kecam Gagasan Trump Kuasai Gaza dan Relokasi Warga Palestina Jakarta, Indonesia - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras gagasan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menga...

MUI Kecam Gagasan Trump Kuasai Gaza dan Relokasi Warga Palestina

Jakarta, Indonesia - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras gagasan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengambil alih Gaza dan merelokasi warganya secara permanen. MUI menilai rencana tersebut sebagai "rencana jahat" yang harus ditolak oleh semua pihak. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, pada hari Rabu (5/2/2025) di Jakarta.

Sudarnoto mengungkapkan kekhawatirannya bahwa gagasan Trump akan merusak kemerdekaan Palestina. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan dan pengawasan terhadap gagasan tersebut, yang menurutnya diperkuat dengan pertemuan antara Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Ini adalah rencana jahat yang harus ditolak oleh kita semua. Menurut saya, kepemimpinan Amerika dan Israel benar-benar tidak sincere atau jujur terkait dengan gencatan senjata yang sudah disepakati. Masih terus dibuat rencana dan langkah-langkah yang meyakinkan agar Gaza dan Palestina secara keseluruhan tetap di bawah kontrol Israel dan Amerika," ujar Sudarnoto.

MUI memandang gencatan senjata bertahap di Gaza sebagai jalan menuju kemerdekaan bagi Palestina dan meminta proses tersebut diawasi dengan ketat. Sudarnoto menegaskan bahwa proses ini harus dijaga agar tidak dirusak oleh rencana yang dianggap jahat dari Amerika dan Israel.

"Gencatan senjata bertahap ini adalah jalan untuk kemerdekaan Palestina dan pergi atau keluarnya tentara pendudukan Israel dari seluruh wilayah Palestina. Karena itu, proses ini harus dijaga sepenuhnya jangan sampai dirusak oleh rencana jahat Amerika-Israel," tegasnya.

MUI menyerukan kepada negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk bersatu dan menghentikan rencana AS tersebut. Menurut Sudarnoto, persatuan adalah kunci untuk menggagalkan rencana tersebut dan membangun Gaza serta Palestina yang bebas dari segala bentuk penjajahan.

"Negara-negara OKI kembali dituntut untuk bersepakat melakukan langkah konstruktif menghadapi konspirasi jahat Amerika-Israel, menghentikan keinginan Amerika untuk taking over, owning, menguasai dan mengontrol Gaza," kata Sudarnoto. Ia menambahkan, "Ini kesempatan bagi negara-negara OKI dan bahkan masyarakat untuk membantu dan membangun Gaza/Palestina baru yang bebas dari segala bentuk penjajahan."

MUI juga mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan konsolidasi dengan negara-negara yang selama ini secara konsisten membela Palestina. Tujuannya adalah untuk melawan gagasan Trump dan memastikan gencatan senjata dapat dikawal dengan baik.

"Mendorong pemerintah RI untuk terus mengambil prakarsa melakukan dialog dan konsolidasi dengan negara-negara yang selama ini telah memberikan pembelaan kepada Palestina. Ada lebih 2/3 negara anggota PBB yang telah memberikan dukungan kepada Palestina," jelasnya.

Selain itu, MUI mengimbau masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, lembaga-lembaga filantropi, dan komunitas pembela Palestina untuk semakin memperkuat konsolidasi dan kebersamaan dalam membantu dan mengawal kemerdekaan Palestina.

"Kepada masyarakat dan khususnya umat Islam, lembaga-lembaga filantropi dan lembaga/komunitas pembela Palestina agar semakin memperkuat konsolidasi dan kebersamaan untuk terus membantu dan mengawal kemerdekaan Palestina. Jangan biarkan Amerika Serikat mengambil alih dan mengontrol Gaza-Palestina," pungkasnya.

Gagasan Trump mengenai relokasi warga Gaza secara permanen muncul setelah ia menyatakan bahwa "masalah Gaza tidak pernah selesai". Ia juga menyebutkan bahwa AS akan menguasai Gaza untuk jangka panjang dan mengembangkan daerah itu secara ekonomi setelah penduduk Gaza direlokasi ke tempat lain. Gagasan ini telah menuai kecaman luas dan dianggap menghancurkan kebijakan AS selama puluhan tahun terhadap konflik Israel-Palestina. Negara-negara Arab, termasuk Mesir dan Yordania, telah menolak gagasan Trump tersebut.

Sumber: news.detik.com