Opini & Editorial 21 Jun 2025, 03:31

Opini Prof. Dr. Sri Mulyani: Tantangan APBN di Era Pasca-Pandemi

Kemenparekraf Genjot Infrastruktur dan Relaksasi Regulasi untuk Kebangkitan Wisata Cruise di Indonesia JAKARTA, Indonesia – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjanjikan penin...

Kemenparekraf Genjot Infrastruktur dan Relaksasi Regulasi untuk Kebangkitan Wisata Cruise di Indonesia

JAKARTA, Indonesia – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjanjikan peningkatan infrastruktur dan relaksasi regulasi untuk mendukung kebangkitan wisata kapal pesiar (cruise) di Indonesia. Langkah ini diambil seiring dengan terpilihnya Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, sebagai homeport kapal pesiar Resorts World One milik Resorts World Cruises.

Kapal pesiar internasional tersebut telah memulai perjalanannya sejak 16 Juni hingga 1 Juli 2024, dengan rute Jakarta-Singapura-Malaysia-Jakarta selama 6 hari/5 malam. Pemilihan Tanjung Priok sebagai homeport dinilai strategis karena kedekatannya dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Direktur Pariwisata Minat Khusus Kemenparekraf, Itok Parikesit, menyatakan bahwa pemerintah perlu meningkatkan fasilitas dan pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok serta pelabuhan lainnya untuk menyambut geliat wisata cruise.

"Pelabuhan Tanjung Priok saat ini sudah menjadi homeport. Mengingat geografi pelabuhan Tanjung Priok ini sangat berdekatan dengan Singapura, Malaysia, ataupun Thailand, untuk meningkatkan daya saing pariwisata di bidang cruise, kita memang harus meng-upgrade salah satu pelabuhan di Indonesia menjadi homeport selain di Bali," ujar Itok saat acara Inagurasi Resorts World One, Jakarta, Minggu (16/6/2024).

Kemenparekraf mencatat bahwa sudah ada 12 pelabuhan yang telah ditingkatkan infrastrukturnya. Namun, Pelabuhan Tanjung Priok menjadi istimewa karena menjadi salah satu homeport selain pelabuhan di Bali.

"Kami sangat mengharapkan bahwa pemerintah serius mengembangkan wisata cruise. Kami bersama Kemenkomarves, Kementerian Perhubungan, maupun Pelindo akan terus melakukan peningkatan-peningkatan perbaikan ketika kapal cruise masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah perbaikan infrastruktur, kemudahan promosi dari Indonesia khususnya wisata cruise, dan kemudian relaksasi dan regulasi yang sangat penting sekali untuk kedepannya," lanjut Itok.

Kemenparekraf berharap kehadiran wisata kapal pesiar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi wisata di Jakarta. Pihaknya mengajak para stakeholder wisata untuk mengembangkan dan bekerjasama dalam paket-paket wisata tengah kota, seperti Kota Tua, Monas, hingga Taman Mini Indonesia Indah.

Relaksasi regulasi yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan juga menjadi faktor pendukung menggeliatnya industri ini. Kemenparekraf telah berdiskusi dengan Direktur Keselamatan Laut & Pelaut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Captain Hendri Ginting, terkait relaksasi kebijakan kapal pesiar.

"Kami juga berharap peraturan asas cabotage ini bisa dimodifikasi lebih lanjut atau direlaksasi. Kebetulan tadi kami sudah bicara dengan Pak Ginting, bagaimana caranya agar memudahkan cabotage, jadi bukan hanya penumpang cruise-nya ini bisa jadi Tanjung Priok dan berputar lagi ke Tanjung Priok, tapi sebisa mungkin dari Tanjung Priok wisatawan bisa berlayar ke Bali dan tidak perlu kembali ke Tanjung Priok," jelas Itok. Wacana ini rencananya akan dibahas lebih lanjut bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

"Kami akui setelah adanya relaksasi regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan, terjadi peningkatan jumlah cruise yang masuk ke Indonesia cukup signifikan. Sehingga kami berterima kasih kembali kepada Kementerian Perhubungan yang telah membantu selalu mempermudah regulasi masuknya kapal cruise ke Indonesia," tambahnya.

Selain itu, Kemenparekraf juga menyoroti peran penting kebijakan bebas visa yang telah dibuka oleh Indonesia kepada 169 negara. Kebijakan ini turut mendukung pertumbuhan wisata cruise di tanah air.

"Juga tidak kalah penting adalah program pemerintah melalui kementerian luar negeri saat ini telah dibuka untuk bebas visa masuk ke Indonesia ada 169 negara, termasuk negara ASEAN. Ini dapat masuk melalui dari 124 titik yang ada di Indonesia baik itu pelabuhan laut maupun pelabuhan udara," pungkas Itok.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Kemenparekraf optimis wisata cruise di Indonesia akan semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional. Peningkatan infrastruktur, relaksasi regulasi, dan kebijakan bebas visa menjadi kunci utama dalam menarik minat wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan bahari Indonesia melalui perjalanan kapal pesiar.

Sumber: finance.detik.com