Opini: Prof. Dr. Ayu Lestari: Peningkatan Literasi Digital untuk Melawan Disinformasi Jelang Pilkada 2025
Opini: Prof. Dr. Ayu Lestari: Peningkatan Literasi Digital untuk Melawan Disinformasi Jelang Pilkada 2025 JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Menjelang Pilkada serentak 2025, penyebaran disinformasi atau be...
Opini: Prof. Dr. Ayu Lestari: Peningkatan Literasi Digital untuk Melawan Disinformasi Jelang Pilkada 2025
JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Menjelang Pilkada serentak 2025, penyebaran disinformasi atau berita bohong menjadi ancaman serius bagi kualitas demokrasi. Prof. Dr. Ayu Lestari, seorang pakar komunikasi dan media, menekankan pentingnya peningkatan literasi digital di kalangan masyarakat sebagai kunci utama untuk melawan arus disinformasi yang semakin deras. Bagaimana literasi digital dapat menjadi senjata ampuh melawan disinformasi jelang Pilkada 2025?
Menurut Prof. Ayu, Pilkada merupakan momen penting bagi masyarakat untuk menentukan arah pembangunan daerahnya. Namun, proses ini seringkali dinodai oleh praktik penyebaran informasi yang tidak benar, ujaran kebencian, dan propaganda yang bertujuan untuk memecah belah masyarakat atau mendiskreditkan kandidat tertentu.
"Disinformasi dapat merusak kepercayaan publik terhadap proses demokrasi dan bahkan memicu konflik sosial. Oleh karena itu, kita perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk membekali masyarakat dengan kemampuan untuk memilah dan memilih informasi yang benar dan akurat," ujar Prof. Ayu dalam keterangan persnya, [Tanggal].
Literasi digital, menurut Prof. Ayu, bukan hanya sekadar kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga mencakup pemahaman tentang bagaimana informasi diproduksi, disebarkan, dan dikonsumsi secara online. Masyarakat yang memiliki literasi digital yang baik akan mampu:
- Mengidentifikasi sumber informasi yang kredibel: Mereka dapat membedakan antara situs berita yang terpercaya dan situs yang cenderung menyebarkan berita palsu atau propaganda.
- Menganalisis konten berita secara kritis: Mereka tidak mudah percaya begitu saja dengan informasi yang mereka terima, tetapi melakukan verifikasi dan cross-check dengan sumber lain.
- Mengenali teknik manipulasi informasi: Mereka memahami bagaimana disinformasi seringkali menggunakan emosi, bias kognitif, atau framing untuk mempengaruhi opini publik.
- Berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam diskusi online: Mereka menghindari penyebaran hoaks atau ujaran kebencian, dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan diskusi yang sehat dan konstruktif.
Prof. Ayu menekankan bahwa peningkatan literasi digital harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat sipil, dan media massa. Ia mengusulkan beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan, antara lain:
- Mengintegrasikan pendidikan literasi digital ke dalam kurikulum sekolah: Hal ini akan membekali generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan informasi di era digital.
- Menyelenggarakan pelatihan dan workshop literasi digital bagi masyarakat umum: Program-program ini dapat membantu masyarakat dewasa untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang media digital dan cara melawan disinformasi.
- Meningkatkan kualitas jurnalisme dan fact-checking: Media massa memiliki peran penting dalam menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya kepada publik. Fact-checking dapat membantu memverifikasi kebenaran informasi yang beredar di media sosial dan platform online lainnya.
- Membangun kesadaran publik tentang bahaya disinformasi: Kampanye-kampanye edukasi dapat membantu masyarakat untuk lebih waspada terhadap disinformasi dan memahami dampaknya terhadap demokrasi dan kehidupan sosial.
Prof. Ayu juga mengingatkan bahwa melawan disinformasi bukanlah tugas yang mudah, tetapi membutuhkan kerjasama dari semua pihak. Ia mengajak masyarakat untuk lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima, berpartisipasi aktif dalam diskusi online, dan melaporkan konten-konten yang mencurigakan atau menyesatkan kepada pihak yang berwenang.
"Dengan meningkatkan literasi digital dan bekerja sama untuk melawan disinformasi, kita dapat memastikan bahwa Pilkada 2025 berjalan dengan lancar, adil, dan demokratis," pungkas Prof. Ayu.
Dengan demikian, Prof. Ayu Lestari menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu dalam meningkatkan literasi digital sebagai benteng pertahanan melawan disinformasi yang dapat mengancam integritas Pilkada 2025. Peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam memilah informasi menjadi kunci suksesnya pesta demokrasi yang berkualitas.
Sumber: news.detik.com