Opini: Peran Teknologi dalam Pendidikan: Peluang dan Tantangan Generasi Z
Opini: Peran Teknologi dalam Pendidikan: Peluang dan Tantangan Generasi Z Jakarta, 10 Juni 2025 – Integrasi teknologi dalam sistem pendidikan di Indonesia menjadi topik perbincangan hangat, terutama d...
Opini: Peran Teknologi dalam Pendidikan: Peluang dan Tantangan Generasi Z
Jakarta, 10 Juni 2025 – Integrasi teknologi dalam sistem pendidikan di Indonesia menjadi topik perbincangan hangat, terutama dalam menghadapi era disrupsi yang semakin nyata. Generasi Z, yang tumbuh besar dengan teknologi, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan inovasi digital dalam proses belajar mengajar. Namun, di sisi lain, tantangan literasi digital dan kesenjangan akses teknologi menjadi isu krusial yang perlu diatasi.
Teknologi telah mengubah cara kita belajar dan mengakses informasi. Dulu, perpustakaan adalah satu-satunya sumber pengetahuan, kini internet menyediakan akses tak terbatas ke berbagai informasi. Platform pembelajaran daring, aplikasi edukasi, dan sumber belajar digital lainnya menawarkan fleksibilitas dan personalisasi yang tidak mungkin dilakukan dalam metode pembelajaran tradisional.
Namun, kemudahan akses ini juga membawa tantangan. Generasi Z perlu memiliki kemampuan untuk memilah informasi yang valid dan relevan. Literasi digital menjadi kunci untuk menghindari hoaks, disinformasi, dan konten negatif lainnya yang bertebaran di dunia maya.
"Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga tentang kemampuan berpikir kritis, mengevaluasi informasi, dan menggunakan teknologi secara bertanggung jawab," ujar seorang pengamat pendidikan dalam sebuah diskusi daring, Senin (9/6/2025).
Selain itu, kesenjangan akses teknologi juga menjadi perhatian utama. Tidak semua siswa di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap perangkat dan koneksi internet. Siswa di daerah terpencil dan keluarga kurang mampu seringkali tertinggal dalam pemanfaatan teknologi pendidikan.
Pemerintah dan pihak terkait perlu mengambil langkah konkret untuk mengatasi kesenjangan ini. Penyediaan infrastruktur internet yang merata, bantuan perangkat bagi siswa kurang mampu, dan pelatihan literasi digital bagi guru dan siswa adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan.
Beberapa inisiatif telah dilakukan untuk mendorong pemanfaatan teknologi dalam pendidikan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan berbagai program seperti platform Merdeka Belajar dan program guru penggerak yang memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran.
Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan berbasis teknologi. Pada Senin (9/6/2025), Otorita IKN mengungkapkan bahwa investasi dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) mulai menunjukkan geliat positif, termasuk dalam sektor pendidikan.
Namun, upaya ini perlu terus ditingkatkan dan diperluas. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil sangat penting untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Di sisi lain, ada juga kekhawatiran tentang dampak negatif teknologi terhadap perkembangan sosial dan emosional siswa. Penggunaan media sosial yang berlebihan, kecanduan game online, dan kurangnya interaksi sosial langsung dapat mempengaruhi kesehatan mental dan kemampuan sosial siswa.
Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan pemanfaatan teknologi dengan kegiatan positif lainnya seperti olahraga, seni, dan interaksi sosial langsung. Pendidikan karakter dan pengembangan keterampilan sosial juga perlu menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan.
Dalam menghadapi era disrupsi, pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan generasi Z menjadi sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Integrasi teknologi dalam pendidikan dapat menjadi alat yang ampuh untuk mencapai tujuan ini, asalkan dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab.
Dengan meningkatkan literasi digital, mengatasi kesenjangan akses teknologi, dan menyeimbangkan pemanfaatan teknologi dengan kegiatan positif lainnya, kita dapat memastikan bahwa generasi Z siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital ini. Pendidikan yang adaptif dan inklusif adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
Sumber: republika.co.id