Opini Pengamat: Dampak Kenaikan Harga BBM Subsidi Terhadap Daya Beli Masyarakat
Opini Pengamat: Dampak Kenaikan Harga BBM Subsidi Terhadap Daya Beli Masyarakat Jakarta, [Tanggal Hari Ini] – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi baru-baru ini menuai beragam reaksi dari m...
Opini Pengamat: Dampak Kenaikan Harga BBM Subsidi Terhadap Daya Beli Masyarakat
Jakarta, [Tanggal Hari Ini] – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi baru-baru ini menuai beragam reaksi dari masyarakat. Seorang pengamat ekonomi memberikan analisis mendalam mengenai dampak kebijakan ini terhadap daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah.
Menurut pengamat tersebut, kenaikan harga BBM subsidi secara langsung akan memicu inflasi. Dampaknya akan terasa pada kenaikan harga barang dan jasa, yang pada gilirannya akan menggerus daya beli masyarakat. "Kenaikan harga BBM ini seperti efek domino. Transportasi naik, harga kebutuhan pokok juga ikut naik. Ujung-ujungnya, masyarakat yang paling merasakan dampaknya," ujarnya.
Lebih lanjut, pengamat tersebut menjelaskan bahwa kelompok masyarakat berpenghasilan rendah akan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak kenaikan harga BBM. Pasalnya, sebagian besar pendapatan mereka dialokasikan untuk kebutuhan pokok dan transportasi. Dengan naiknya harga-harga tersebut, kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar akan semakin terbatas.
"Bagi masyarakat berpenghasilan tinggi, mungkin kenaikan harga BBM tidak terlalu signifikan. Tapi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, ini bisa menjadi masalah besar. Mereka harus memutar otak untuk mengatur anggaran agar tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," jelasnya.
Namun demikian, pengamat tersebut juga mengakui bahwa kenaikan harga BBM subsidi merupakan langkah yang sulit dihindari. Pasalnya, subsidi BBM selama ini membebani anggaran negara dan dinilai tidak tepat sasaran. "Subsidi BBM ini dinikmati oleh semua kalangan, termasuk mereka yang sebenarnya mampu membeli BBM tanpa subsidi. Ini tentu tidak adil," katanya.
Untuk memitigasi dampak negatif kenaikan harga BBM terhadap daya beli masyarakat, pengamat tersebut menekankan pentingnya penyaluran bantuan sosial (bansos) yang tepat sasaran. Menurutnya, pemerintah perlu memastikan bahwa bansos benar-benar diterima oleh mereka yang berhak.
"Penyaluran bansos harus tepat sasaran. Jangan sampai ada lagi kasus bansos yang salah sasaran atau bahkan diselewengkan. Pemerintah perlu melakukan pendataan yang akurat dan pengawasan yang ketat," tegasnya.
Selain itu, pengamat tersebut juga menyarankan agar pemerintah mempercepat diversifikasi energi. Dengan mengurangi ketergantungan pada BBM, Indonesia akan lebih tahan terhadap fluktuasi harga minyak dunia. "Kita punya banyak potensi energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan air. Pemerintah perlu mendorong pengembangan energi terbarukan ini agar kita tidak terus-terusan bergantung pada BBM," ujarnya.
Pengamat tersebut juga menyoroti pentingnya peningkatan produktivitas dan daya saing ekonomi. Dengan ekonomi yang kuat, Indonesia akan lebih mampu menghadapi dampak negatif dari kenaikan harga BBM. "Pemerintah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan mendorong inovasi. Dengan begitu, ekonomi kita akan lebih kuat dan berdaya saing," katanya.
Sebagai penutup, pengamat tersebut berharap agar pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memitigasi dampak kenaikan harga BBM terhadap daya beli masyarakat. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi agar Indonesia bisa keluar dari ketergantungan pada BBM dan membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Sumber: cnnindonesia.com