Opini & Editorial 16 Jun 2025, 16:43

Opini: Menimbang Dampak Regulasi AI terhadap Industri Kreatif Lokal

BNI Salurkan Kredit Rp326,74 Triliun pada Kuartal I 2016, Tumbuh 21,2 Persen Jakarta, CNN Indonesia – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan pertumbuhan positif dalam penyaluran kred...

BNI Salurkan Kredit Rp326,74 Triliun pada Kuartal I 2016, Tumbuh 21,2 Persen

Jakarta, CNN Indonesia – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan pertumbuhan positif dalam penyaluran kredit pada kuartal pertama tahun 2016. Hingga 31 Maret 2016, BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp326,74 triliun, meningkat 21,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp269,51 triliun. Pencapaian ini diumumkan oleh Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni, pada hari Rabu (27/04/2016) di Jakarta.

Menurut Achmad Baiquni, pertumbuhan ini dicapai meskipun menghadapi tantangan ekonomi yang cukup berat pada kuartal pertama tahun 2016. "Kuartal pertama ini merupakan periode yang cukup berat, mengingat terjadinya tekanan terhadap beberapa sektor ekonomi yang menjadi segmen andalan BNI, seperti perdagangan yang tertekan oleh menurunnya permintaan dari beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor. Namun demikian, pertumbuhan bisnis kami mengindikasikan kinerja yang tetap stabil," ujarnya.

Sektor korporasi masih menjadi kontributor utama dalam penyaluran kredit BNI, dengan pangsa sebesar 71,7 persen dari total kredit. Sektor ini tumbuh 22,7 persen, dari Rp190,95 triliun pada kuartal pertama 2015 menjadi Rp234,22 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Salah satu sektor yang mendorong pertumbuhan kredit korporasi adalah sektor konstruksi. Kredit di sektor ini melonjak signifikan, mencapai 127,5 persen menjadi Rp5,99 triliun per Maret 2016. Selain sektor konstruksi, kredit ke sektor manufaktur, pertanian, transportasi, dan pergudangan juga mengalami peningkatan.

Di sisi lain, kredit sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga mencatatkan pertumbuhan positif. Achmad Baiquni mengungkapkan bahwa kredit sektor UKM tumbuh sebesar 9,8 persen, dari Rp52,53 triliun menjadi Rp57,65 triliun pada kuartal pertama tahun ini. BNI sendiri memberikan perhatian serius pada penetrasi terhadap kredit berbasis UKM sebagai salah satu fokus utama.

Selain pertumbuhan kredit, BNI juga mencatatkan peningkatan dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK BNI meningkat sebesar 21,8 persen menjadi Rp371,56 triliun per Maret 2016. Dari total DPK tersebut, dana murah (current account saving account/CASA) masih mendominasi hingga 58,5 persen atau sekitar Rp217,25 triliun. Dana murah ini tercatat tumbuh 12,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan DPK ini tidak terlepas dari upaya BNI untuk terus meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah. Dalam rangka meningkatkan layanan ini, BNI menyediakan 1.862 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia, belum termasuk kantor-kantor perwakilan perseroan di luar negeri.

Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) BNI terjaga pada level 19,9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa BNI memiliki fundamental yang kuat dan mampu menjaga stabilitas keuangan. Selain itu, penyisihan pencadangan juga tetap terjaga dengan baik, dengan tingkat coverage meningkat dari 130,5 persen menjadi 142,4 persen.

Dengan kinerja yang solid pada kuartal pertama 2016, BNI optimis dapat terus mencatatkan pertumbuhan positif di sepanjang tahun ini. Fokus pada sektor korporasi dan UKM, serta peningkatan kualitas layanan, diharapkan dapat menjadi kunci untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan. BNI juga akan terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan bisnis, serta menjaga kualitas aset dan permodalan.

Sumber: cnnindonesia.com