Opini & Editorial 10 Jun 2025, 14:42

Opini: Ketahanan Pangan di Era Perubahan Iklim - Oleh Dr. Sri Mulyani Indrawati

Opini: Ketahanan Pangan di Era Perubahan Iklim - Oleh Dr. Sri Mulyani Indrawati JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata, Dr. Sri Mulyani Indrawati, seorang t...

Opini: Ketahanan Pangan di Era Perubahan Iklim - Oleh Dr. Sri Mulyani Indrawati

JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata, Dr. Sri Mulyani Indrawati, seorang tokoh ekonomi terkemuka, menyampaikan opininya mengenai urgensi penguatan ketahanan pangan di Indonesia. Melalui tulisan yang dipublikasikan baru-baru ini, beliau menyoroti pentingnya inovasi pertanian dan diversifikasi pangan sebagai strategi kunci untuk menghadapi tantangan global ini.

Perubahan iklim telah membawa dampak signifikan terhadap sektor pertanian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pola cuaca yang tidak menentu, peningkatan suhu ekstrem, dan bencana alam seperti banjir dan kekeringan menjadi ancaman serius bagi produksi pangan. Dalam opininya, Dr. Sri Mulyani menekankan bahwa Indonesia perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi ketahanan pangannya dari dampak negatif perubahan iklim.

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah inovasi pertanian. Ini mencakup pengembangan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim, penggunaan teknologi pertanian modern, dan penerapan praktik pertanian berkelanjutan. Dr. Sri Mulyani mencontohkan, “Pengembangan varietas padi yang tahan kekeringan atau varietas jagung yang lebih adaptif terhadap suhu tinggi akan membantu petani untuk tetap produktif meskipun kondisi iklim tidak mendukung.”

Selain itu, diversifikasi pangan juga menjadi fokus utama dalam opini tersebut. Ketergantungan yang tinggi pada beras sebagai sumber karbohidrat utama membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga dan gangguan produksi. Oleh karena itu, Dr. Sri Mulyani mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan sumber pangan lokal lainnya, seperti sagu, umbi-umbian, dan jagung.

“Diversifikasi pangan bukan hanya tentang mengganti beras dengan sumber karbohidrat lain, tetapi juga tentang meningkatkan konsumsi protein dan nutrisi dari sumber-sumber lokal seperti ikan, daging, dan sayuran,” ujarnya. Dengan memperluas pilihan pangan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada satu komoditas dan meningkatkan ketahanan pangan secara keseluruhan.

Opini Dr. Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan. Pemerintah perlu memberikan insentif bagi petani untuk mengadopsi teknologi pertanian modern, memfasilitasi riset dan pengembangan varietas tanaman unggul, serta membangun infrastruktur yang mendukung distribusi pangan yang efisien.

Selain itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan strategi ketahanan pangan. Masyarakat perlu memahami pentingnya diversifikasi pangan dan bagaimana cara mengolah sumber pangan lokal menjadi hidangan yang lezat dan bergizi. Dr. Sri Mulyani menambahkan, “Edukasi tentang gizi seimbang dan pola makan sehat juga penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.”

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, Dr. Sri Mulyani mengajak semua pihak untuk bekerja sama dan berkontribusi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Pemerintah, petani, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sipil perlu bersinergi untuk menciptakan sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Opini Dr. Sri Mulyani ini muncul di tengah berbagai upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ketahanan pangan. Baru-baru ini, pemerintah telah meluncurkan program-program untuk meningkatkan produksi pertanian, memperbaiki infrastruktur irigasi, dan memperkuat sistem logistik pangan. Namun, tantangan perubahan iklim menuntut respons yang lebih komprehensif dan terkoordinasi.

Sebagai penutup, Dr. Sri Mulyani menekankan bahwa investasi dalam ketahanan pangan adalah investasi untuk masa depan Indonesia. Dengan membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan, Indonesia dapat melindungi diri dari dampak negatif perubahan iklim dan memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.

“Ketahanan pangan adalah fondasi bagi pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Mari kita bersama-sama membangun Indonesia yang mandiri pangan dan berdaya saing di era perubahan iklim,” pungkasnya.

Sumber: nasional.tempo.co