Opini & Editorial 15 Jun 2025, 06:03

Opini: Dr. Maya Andini - Tantangan dan Peluang Pendidikan Jarak Jauh di Era Metaverse

Opini: Dr. Maya Andini - Tantangan dan Peluang Pendidikan Jarak Jauh di Era Metaverse Jakarta, Indonesia - Dunia pendidikan terus berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Metaverse, sebagai...

Opini: Dr. Maya Andini - Tantangan dan Peluang Pendidikan Jarak Jauh di Era Metaverse

Jakarta, Indonesia - Dunia pendidikan terus berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Metaverse, sebagai dunia virtual yang imersif, menawarkan peluang baru bagi pendidikan jarak jauh (PJJ). Namun, perkembangan ini juga membawa tantangan yang perlu diantisipasi. Dalam opini pribadinya, Dr. Maya Andini, seorang pakar pendidikan, menyoroti potensi dan risiko PJJ di era metaverse serta menekankan pentingnya inovasi pedagogi dan perlindungan data pribadi siswa.

Peluang PJJ di Era Metaverse

Metaverse menjanjikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan personal. Siswa dapat berpartisipasi dalam simulasi, kunjungan virtual, dan kolaborasi dengan teman sekelas dari seluruh dunia. "Metaverse dapat mengubah cara kita belajar," kata Dr. Andini. "Siswa tidak lagi terbatas pada ruang kelas fisik, tetapi dapat menjelajahi dunia pengetahuan secara virtual."

PJJ di metaverse juga dapat meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi siswa yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki kebutuhan khusus. Dengan platform virtual yang inklusif, siswa dengan disabilitas dapat mengikuti pelajaran dengan lebih mudah dan nyaman.

Tantangan dan Risiko

Namun, implementasi PJJ di metaverse tidak terlepas dari tantangan. Salah satu yang utama adalah kesenjangan digital. Tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat dan koneksi internet yang memadai. "Kita harus memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan di metaverse," ujar Dr. Andini.

Selain itu, masalah perlindungan data pribadi siswa menjadi perhatian serius. Metaverse mengumpulkan banyak data tentang aktivitas belajar siswa, termasuk preferensi, minat, dan kemajuan belajar. Data ini rentan disalahgunakan jika tidak ada regulasi yang jelas.

"Kita harus melindungi data pribadi siswa dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," tegas Dr. Andini. "Penyedia platform metaverse harus transparan tentang bagaimana mereka mengumpulkan, menggunakan, dan melindungi data siswa."

Inovasi Pedagogi dan Kurikulum

Dr. Andini menekankan pentingnya inovasi pedagogi dan kurikulum dalam PJJ di metaverse. Metode pengajaran tradisional mungkin tidak efektif dalam lingkungan virtual yang dinamis. Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan personal.

"Kita perlu melatih guru untuk menggunakan teknologi metaverse secara efektif," kata Dr. Andini. "Guru harus menjadi fasilitator pembelajaran, bukan hanya pemberi informasi."

Kurikulum juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa di era digital. Keterampilan seperti pemikiran kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi (4C) menjadi semakin penting.

Peran Pemerintah dan Pemangku Kepentingan

Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya memiliki peran penting dalam mengembangkan PJJ di metaverse. Pemerintah perlu membuat regulasi yang jelas tentang perlindungan data pribadi siswa dan memastikan kesetaraan akses ke teknologi.

Penyedia platform metaverse perlu bekerja sama dengan sekolah dan universitas untuk mengembangkan konten dan aplikasi pendidikan yang berkualitas. Orang tua juga perlu dilibatkan dalam proses pembelajaran untuk memastikan anak-anak mereka menggunakan metaverse secara aman dan bertanggung jawab.

Kesimpulan

Pendidikan jarak jauh di era metaverse menawarkan potensi besar untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan relevansi pendidikan. Namun, implementasinya harus dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan tantangan dan risiko yang ada. Inovasi pedagogi, perlindungan data pribadi siswa, dan kerja sama antara pemerintah, penyedia platform, sekolah, dan orang tua menjadi kunci keberhasilan PJJ di metaverse.

"Metaverse adalah alat yang kuat, tetapi kita harus menggunakannya dengan bijak," pungkas Dr. Andini. "Dengan perencanaan dan implementasi yang tepat, metaverse dapat menjadi katalisator untuk transformasi pendidikan yang positif."

Sumber: news.detik.com