Opini: DR. Astrid Suryanto - Masa Depan Pendidikan Indonesia Pasca-Pandemi (01 Juli 2025)
Opini: DR. Astrid Suryanto - Masa Depan Pendidikan Indonesia Pasca-Pandemi Jakarta, 1 Juli 2025 - Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Keter...
Opini: DR. Astrid Suryanto - Masa Depan Pendidikan Indonesia Pasca-Pandemi
Jakarta, 1 Juli 2025 - Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Ketertinggalan pembelajaran menjadi isu utama yang perlu segera diatasi. DR. Astrid Suryanto, seorang pakar pendidikan terkemuka, memberikan pandangannya mengenai transformasi yang diperlukan dalam sistem pendidikan Indonesia pasca-pandemi. Menurutnya, perubahan kurikulum dan metode pengajaran menjadi kunci untuk mengejar ketertinggalan dan mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan abad ke-21.
Dalam opini yang disampaikan, DR. Astrid Suryanto menekankan bahwa pandemi telah mempercepat kebutuhan akan adaptasi dalam pendidikan. "Kita tidak bisa lagi kembali ke cara-cara lama. Pandemi telah memaksa kita untuk berinovasi, dan inovasi ini harus kita pertahankan dan kembangkan," ujarnya.
Salah satu poin utama yang ditekankan oleh DR. Astrid adalah pentingnya literasi digital. Di era digital yang semakin maju, kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif menjadi krusial. "Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan komputer atau internet. Ini tentang bagaimana kita berpikir kritis dan kreatif dalam memanfaatkan teknologi untuk belajar dan berkarya," jelasnya.
Selain literasi digital, DR. Astrid juga menyoroti pentingnya pengembangan keterampilan abad ke-21. Keterampilan ini meliputi kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. "Keterampilan ini akan membekali siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis," katanya.
DR. Astrid mengusulkan beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk mentransformasi pendidikan Indonesia. Pertama, kurikulum perlu direvisi agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi. Kurikulum yang baru harus menekankan pada pengembangan keterampilan abad ke-21 dan literasi digital.
Kedua, metode pengajaran perlu diubah agar lebih interaktif dan berpusat pada siswa. Guru perlu dilatih untuk menggunakan teknologi dan pendekatan pembelajaran yang inovatif. "Kita perlu beralih dari model pengajaran yang pasif menjadi model yang aktif, di mana siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran," jelas DR. Astrid.
Ketiga, investasi dalam infrastruktur teknologi dan akses internet yang merata di seluruh Indonesia menjadi sangat penting. Tanpa infrastruktur yang memadai, sulit untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berkualitas. "Kita tidak bisa meninggalkan daerah-daerah terpencil. Semua siswa di Indonesia berhak mendapatkan akses ke pendidikan yang terbaik," tegasnya.
DR. Astrid juga menyoroti peran penting orang tua dan masyarakat dalam mendukung transformasi pendidikan. Orang tua perlu terlibat aktif dalam proses pembelajaran anak-anak mereka. Masyarakat dapat berkontribusi dengan menyediakan sumber daya dan dukungan bagi sekolah-sekolah di lingkungan mereka. "Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Kita semua harus berperan aktif dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Indonesia," katanya.
Transformasi pendidikan Indonesia pasca-pandemi bukan hanya tentang mengejar ketertinggalan pembelajaran. Ini adalah kesempatan untuk membangun sistem pendidikan yang lebih kuat, lebih relevan, dan lebih inklusif. Dengan fokus pada literasi digital, keterampilan abad ke-21, dan kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, Indonesia dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi semua. DR. Astrid Suryanto mengajak semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan visi ini. "Mari kita jadikan pendidikan sebagai fondasi utama untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera," pungkasnya.
Sumber: news.detik.com