Opini & Editorial 16 Jun 2025, 08:17

Opini Ahmad Syafi'i Maarif: Nasionalisme dan Tantangan Globalisasi di Era Digital

Nasionalisme di Era Digital: Opini Buya Syafi'i tentang Tantangan Globalisasi JAKARTA – Di tengah arus globalisasi yang semakin deras di era digital, identitas nasional menjadi isu krusial yang perlu...

Nasionalisme di Era Digital: Opini Buya Syafi'i tentang Tantangan Globalisasi

JAKARTA – Di tengah arus globalisasi yang semakin deras di era digital, identitas nasional menjadi isu krusial yang perlu diperhatikan. Ahmad Syafi'i Maarif, atau yang akrab disapa Buya Syafi'i, dalam opini terbarunya di Republika.co.id, menyoroti bagaimana nasionalisme Indonesia harus mampu beradaptasi tanpa kehilangan jati diri. Opini ini muncul sebagai respons terhadap perkembangan teknologi dan informasi yang memungkinkan interaksi lintas batas semakin mudah dan cepat, yang berpotensi menggerus nilai-nilai kebangsaan jika tidak dikelola dengan bijak.

Buya Syafi'i menekankan bahwa nasionalisme di era digital tidak boleh menjadi penghalang bagi kemajuan. Sebaliknya, nasionalisme harus menjadi landasan untuk membangun bangsa yang kuat dan berdaya saing di kancah internasional. "Nasionalisme yang sehat adalah nasionalisme yang inklusif, terbuka terhadap ide-ide baru, dan mampu berkolaborasi dengan bangsa lain untuk mencapai kemajuan bersama," tulis Buya Syafi'i dalam opininya.

Menurutnya, identitas bangsa Indonesia yang kaya akan budaya dan nilai-nilai luhur harus tetap menjadi pegangan dalam menghadapi tantangan globalisasi. Generasi muda, sebagai penerus bangsa, perlu dibekali dengan pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan budaya Indonesia agar tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Buya Syafi'i juga menyoroti pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk generasi muda yang memiliki rasa cinta tanah air. Pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai agama dan budaya Indonesia akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi dan rasa tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.

Dalam konteks globalisasi, Buya Syafi'i mengingatkan bahwa Indonesia tidak bisa menutup diri dari perkembangan dunia. Namun, ia menekankan bahwa Indonesia harus selektif dalam menerima pengaruh asing dan mampu memfilter informasi yang masuk agar tidak merusak nilai-nilai kebangsaan. "Kita harus cerdas dalam memanfaatkan teknologi dan informasi untuk kemajuan bangsa, bukan malah menjadi korban dari arus globalisasi yang tidak terkendali," tegasnya.

Lebih lanjut, Buya Syafi'i mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu padu dalam menjaga dan melestarikan identitas nasional. Pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh warga negara memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda. "Dengan semangat gotong royong dan rasa cinta tanah air yang tinggi, kita dapat menghadapi tantangan globalisasi dan membangun Indonesia yang maju, adil, dan makmur," pungkas Buya Syafi'i.

Opini Buya Syafi'i ini menjadi pengingat penting bagi seluruh bangsa Indonesia untuk terus menjaga dan memperkuat identitas nasional di tengah arus globalisasi yang semakin kuat. Nasionalisme yang sehat dan inklusif akan menjadi modal utama bagi Indonesia untuk meraih kemajuan dan kesejahteraan di era digital ini.

Sumber: news.republika.co.id