Ekonomi & Bisnis 16 Jun 2025, 06:29

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Senin 16 Juni 2025

Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Melemah di Tengah Ketegangan Geopolitik dan Sentimen Domestik JAKARTA, Bisnis.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan mengalami fluktuasi sebelum dit...

Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Melemah di Tengah Ketegangan Geopolitik dan Sentimen Domestik

JAKARTA, Bisnis.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan mengalami fluktuasi sebelum ditutup melemah pada kisaran Rp16.300-Rp16.350 pada perdagangan hari ini, Senin (16/6/2025). Prediksi ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global dan sentimen ekonomi domestik.

Pada penutupan perdagangan Jumat (13/6/2025), rupiah tercatat melemah 0,38% atau 61 poin ke level Rp16.303,5 per dolar AS berdasarkan data Bloomberg. Sementara itu, indeks dolar AS ditutup naik tipis 0,4% setelah sempat menguat 0,5%.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa pergerakan rupiah pada pekan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci. Salah satu sentimen utama datang dari luar negeri, yaitu kekhawatiran atas eskalasi ketegangan di Timur Tengah, terutama setelah serangan Israel terhadap Iran yang memicu sentimen risk-off.

"Serangan tersebut memicu sentimen risk-off yang meluas," ujar Ibrahim.

Selain itu, investor juga mencemaskan potensi tekanan tarif lebih lanjut setelah Presiden AS Donald Trump mengindikasikan akan segera menaikkan tarif otomotif. Kebijakan ini berpotensi memicu perang dagang yang lebih luas dan berdampak negatif pada sentimen pasar.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan adanya peningkatan kinerja penjualan ritel pada Mei 2025. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang diproyeksikan mencapai level 234,0 atau tumbuh 2,6% secara tahunan (year on year/yoy). Proyeksi ini memberikan harapan terhadap pemulihan ekonomi domestik, meskipun belum cukup kuat untuk menahan tekanan dari sentimen eksternal.

Ibrahim memproyeksikan bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi cenderung melemah dan ditutup pada rentang Rp16.300 - Rp16.350 per dolar AS.

Di sisi lain, sejumlah analis pasar mempertanyakan peran dolar AS sebagai aset safe haven di tengah krisis global. Reaksi terbatas greenback setelah serangan Israel ke Iran memicu keraguan terhadap statusnya sebagai tempat berlindung yang aman bagi investor.

Aset safe haven seperti dolar AS dan emas biasanya mengalami lonjakan permintaan saat terjadi krisis. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, respons dolar AS terhadap krisis global tampak tidak sekuat biasanya.

"Dolar AS malah tergelincir setelah Israel menyerang pangkalan nuklir Iran sebelum akhirnya reli tipis. Namun demikian, penguatan itu tetap membawa dolar AS di level terendahnya dalam tiga tahun terakhir," seperti yang terpantau dari Bloomberg.

Kondisi ini diperparah dengan posisi AS sebagai produsen minyak terbesar di dunia di tengah krisis, yang justru mengangkat harga minyak mentah berjangka hingga 13%. Analis berpendapat bahwa dolar AS seharusnya diuntungkan oleh kenaikan tajam harga minyak.

Analis Vantage Markets, Hebe Chen, menjelaskan bahwa status safe haven dolar AS didasarkan pada tiga pilar utama: stabilitas ekonomi, likuiditas, dan kredibilitas. Ketidakseimbangan di antara ketiga pilar ini dapat mendorong investor untuk mencari aset safe haven lainnya.

"Pelemahan dolar AS tahun ini mencerminkan ada retakan di ketiga pilar tersebut," kata Chen, seperti dikutip Bloomberg pada Jumat (13/6/2025).

FX Strategist ING, Fransesco Pesole, menambahkan bahwa dolar AS tertekan dalam beberapa bulan terakhir karena kebijakan Presiden AS Donald Trump yang bersikukuh melanjutkan perang dagang yang berpotensi menghantam ekonomi AS. Hal ini memicu tren "jual Amerika" di mana investor ramai-ramai meninggalkan aset AS, termasuk saham, obligasi, dan mata uang dolar AS.

"Dolar AS seharusnya bisa diperdagangkan lebih tinggi lagi setelah kejadian semalam [serangan Israel]... Ini menjadi bukti berikutnya bahwa status dolar AS sebagai safe haven mulai pudar," kata Pesole.

Serangan Israel menandai eskalasi besar terhadap program nuklir Tehran. Iran dan AS dijadwalkan untuk berunding untuk putaran ke-enam di Oman pada akhir pekan ini. Namun, Trump sebelumnya telah menyampaikan pesimisme terkait kemungkinan tercapainya kesepakatan.

Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik, sentimen pasar, dan data ekonomi yang dirilis. Investor dan pelaku pasar diharapkan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan investasi.

Sumber: market.bisnis.com