Ekonomi & Bisnis 01 Jul 2025, 16:55

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 1 Juli 2025

Nilai Tukar Rupiah Menguat di Awal dan Akhir Perdagangan Selasa, 1 Juli 2025 JAKARTA, Bisnis.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren positif pada perdagangan hari...

Nilai Tukar Rupiah Menguat di Awal dan Akhir Perdagangan Selasa, 1 Juli 2025

JAKARTA, Bisnis.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren positif pada perdagangan hari ini, Selasa (1/7/2025). Rupiah dibuka menguat di posisi Rp16.184,5 per dolar AS dan ditutup pada level Rp16.199,5 per dolar AS. Penguatan ini terjadi di tengah pelemahan indeks dolar AS dan sentimen positif dari dalam dan luar negeri.

Pada pembukaan pasar, rupiah menguat sebesar 53,50 poin atau 0,33% menuju level Rp16.184,5 per dolar AS, sebagaimana dikutip dari data Bloomberg. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,10% ke posisi 96,77.

Pergerakan mata uang di Asia juga bervariasi. Yen Jepang mencatat penguatan sebesar 0,16% dan ringgit Malaysia menguat signifikan sebesar 0,52%. Di sisi lain, won Korea dan rupee India mengalami pelemahan masing-masing sebesar 0,06% dan 0,32%.

Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, sebelumnya telah memproyeksikan bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif namun cenderung menguat pada hari ini. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.170-Rp16.240 per dolar AS.

"Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah, baik dari dalam maupun luar negeri," ujar Ibrahim dalam proyeksinya.

Dari eksternal, Gedung Putih mengumumkan bahwa Amerika Serikat dan China telah secara resmi menandatangani perjanjian perdagangan, yang diharapkan dapat mengakhiri perang dagang yang selama ini berlangsung. Selain itu, Iran juga menunjukkan sinyal fleksibilitas dalam isu geopolitik, dengan perwakilannya di PBB menyatakan bahwa Teheran terbuka untuk membentuk konsorsium nuklir regional jika ada kesepakatan dengan Washington.

Sementara itu, data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Personal (PCE) inti AS pada Mei 2025, yang merupakan pengukur inflasi pilihan The Federal Reserve, dirilis sesuai dengan perkiraan. PCE inti naik sebesar 2,7% secara tahunan (year on year/yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan estimasi dan data pada April 2025.

Fokus pasar pada pekan ini juga tertuju pada data ketenagakerjaan utama AS yang akan segera dirilis. Dari dalam negeri, tingkat inflasi Indonesia pada Juni 2025 diperkirakan berada pada kisaran 2,2% YoY.

Pada penutupan perdagangan, rupiah berhasil mempertahankan penguatannya. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,24% atau 38,5 poin ke level Rp16.199,5 per dolar AS. Indeks dolar AS juga terpantau turun 0,18% ke posisi 96,69.

Sejalan dengan rupiah, beberapa mata uang di Asia lainnya juga mencatatkan penguatan. Yen Jepang menguat 0,64%, dolar Singapura menguat 0,05%, dolar Taiwan menguat 0,25%, dan yuan China menguat 0,03%.

Dengan demikian, sentimen positif dari kesepakatan dagang AS-China, sinyal fleksibilitas Iran, dan proyeksi inflasi dalam negeri yang terkendali menjadi faktor pendorong penguatan rupiah pada perdagangan hari ini. Meskipun demikian, investor tetap perlu mencermati perkembangan data ketenagakerjaan AS dan dinamika geopolitik global yang dapat memengaruhi pergerakan nilai tukar di masa mendatang.

[Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.]

Sumber: market.bisnis.com