Ekonomi & Bisnis 25 Jun 2025, 16:55

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Rabu 25 Juni 2025

Rupiah Diprediksi Menguat di Kisaran Rp16.300-Rp16.360 per Dolar AS pada Rabu, 25 Juni 2025 JAKARTA, Bisnis.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melanjutkan t...

Rupiah Diprediksi Menguat di Kisaran Rp16.300-Rp16.360 per Dolar AS pada Rabu, 25 Juni 2025

JAKARTA, Bisnis.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melanjutkan tren penguatan pada hari ini, Rabu (25/6/2025). Rupiah diprediksi bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.300-Rp16.360 per dolar AS.

Pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah menunjukkan performa yang menggembirakan. Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 138 poin atau 0,84% ke level Rp16.353 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,22% ke posisi 98,20.

Penguatan rupiah ini sejalan dengan pergerakan sejumlah mata uang Asia lainnya. Yen Jepang naik 0,57%, dolar Singapura naik 0,26%, dolar Taiwan menguat 0,75%, dan won Korea Selatan menguat 1,38%. Peso Filipina naik 0,80%, rupee India menguat 0,67%, yuan China naik 0,02%, ringgit Malaysia menguat 0,96%, dan baht Thailand menguat 0,15%.

Sentimen Global dan Domestik yang Mempengaruhi Rupiah

Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa sentimen positif global datang dari pengumuman Presiden AS Donald Trump terkait gencatan senjata antara Israel dan Iran.

"Trump mengumumkan pada Senin jika Israel dan Iran telah sepenuhnya menyetujui gencatan senjata," ujar Ibrahim mengutip pernyataan Trump.

Trump menambahkan bahwa Iran akan segera memulai gencatan senjata, diikuti oleh Israel setelah 12 jam. Jika kedua belah pihak menjaga perdamaian, perang akan resmi berakhir setelah 24 jam, mengakhiri konflik selama 12 hari.

"Gencatan senjata ‘lengkap dan total’ akan mulai berlaku dengan tujuan untuk mengakhiri konflik antara kedua negara," tegas Trump, seperti dikutip Ibrahim.

Selain itu, sinyal potensi penurunan suku bunga dari Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman juga memberikan sentimen positif. Bowman mengisyaratkan potensi penurunan suku bunga paling cepat pada bulan Juli, dengan alasan meredanya tekanan inflasi.

Fokus pasar saat ini juga tertuju pada kesaksian Ketua Fed Jerome Powell di Kongres AS, angka keyakinan konsumen terbaru, dan indeks manufaktur Richmond.

Dari dalam negeri, pemerintah mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp21 triliun per akhir Mei 2025. Meski mengalami pergeseran dari posisi surplus pada bulan sebelumnya, kondisi fiskal masih dalam batas yang sangat terkendali.

Defisit tersebut baru mencapai 0,09% terhadap produk domestik bruto (PDB), jauh di bawah batas defisit yang ditetapkan dalam Undang-Undang APBN 2025 sebesar Rp616,2 triliun atau sekitar 2,29% dari PDB. Pendapatan negara hingga Mei 2025 tercatat Rp995,3 triliun atau 33,1% dari target tahunan. Sementara realisasi belanja negara mencapai Rp1.016,3 triliun atau 28,1% dari total pagu belanja.

Pergerakan Rupiah di Awal Perdagangan

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengalami penguatan sebesar 0,34% menjadi Rp16.290 per dolar AS pada pukul 12.04 WIB.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah juga menunjukkan tren positif. Mengutip data Bloomberg pukul 09.07 WIB, rupiah dibuka menguat 0,60% ke level Rp16.255 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS melemah 0,03% ke posisi 97,83.

Sejumlah mata uang lain di kawasan Asia juga dibuka bervariasi. Yen Jepang menguat 0,19%, dolar Singapura naik 0,11%, dolar Taiwan menguat 0,37%, dan won Korea Selatan melemah 0,08%. Peso Filipina menguat 0,82%, rupee India menguat 0,90%, yuan China menguat 0,02%, ringgit Malaysia menguat 0,27%, dan baht Thailand menguat 0,21% terhadap dolar AS.

Kesimpulan dan Prospek Rupiah

Secara keseluruhan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini diperkirakan akan melanjutkan tren penguatan. Sentimen positif dari global, seperti potensi gencatan senjata antara Israel dan Iran serta sinyal penurunan suku bunga dari The Fed, menjadi faktor pendorong utama. Selain itu, kondisi fundamental ekonomi dalam negeri yang stabil, tercermin dari defisit APBN yang terkendali, juga turut mendukung penguatan rupiah.

Namun, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai potensi volatilitas yang mungkin terjadi, terutama terkait dengan perkembangan situasi global dan kebijakan moneter dari bank sentral AS. Kesaksian Ketua Fed Jerome Powell di Kongres AS akan menjadi salah satu fokus utama untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter AS ke depan.

Sumber: market.bisnis.com