Negosiasi Damai Ukraina-Rusia: PBB Desak Percepatan Pembicaraan di Tengah Serangan Intensif
PBB Desak Percepatan Negosiasi Damai Ukraina-Rusia di Tengah Serangan Intensif NEW YORK, AMERIKA SERIKAT – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Ukraina dan Rusia untuk mempercepat proses negosias...
PBB Desak Percepatan Negosiasi Damai Ukraina-Rusia di Tengah Serangan Intensif
NEW YORK, AMERIKA SERIKAT – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Ukraina dan Rusia untuk mempercepat proses negosiasi damai di tengah meningkatnya intensitas serangan di wilayah timur Ukraina. Seruan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, pada hari [tanggal] di New York, sebagai respons terhadap eskalasi konflik yang semakin mengkhawatirkan.
Guterres menekankan bahwa solusi diplomatik adalah satu-satunya jalan yang realistis untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama berbulan-bulan ini. "Kami melihat peningkatan dramatis dalam pertempuran, terutama di wilayah Donbas. Ini hanya memperkuat keyakinan kami bahwa negosiasi damai harus diintensifkan dan dipercepat," ujarnya dalam konferensi pers.
PBB menyatakan keprihatinannya atas dampak kemanusiaan yang semakin parah akibat konflik ini. Jutaan orang telah mengungsi, dan infrastruktur sipil hancur akibat pertempuran yang terus berlanjut. Guterres menambahkan, "PBB siap memberikan dukungan penuh untuk setiap upaya mediasi yang dapat membantu membawa kedua belah pihak kembali ke meja perundingan."
Seruan PBB ini muncul di tengah laporan tentang peningkatan signifikan dalam serangan artileri dan pertempuran darat di wilayah timur Ukraina. Kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
"Situasi di lapangan sangat mengerikan. Kami menerima laporan tentang pemboman tanpa pandang bulu terhadap daerah-daerah sipil. Ini harus dihentikan," tegas Guterres.
PBB telah berulang kali menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam negosiasi antara Ukraina dan Rusia. Namun, proses perundingan sejauh ini belum membuahkan hasil yang signifikan. Kedua belah pihak masih memiliki perbedaan mendasar tentang isu-isu utama seperti status wilayah yang diduduki dan jaminan keamanan.
"Kami memahami bahwa ada perbedaan yang mendalam, tetapi kami percaya bahwa dialog adalah satu-satunya cara untuk menemukan titik temu," kata Guterres. "Kami mendesak kedua belah pihak untuk menunjukkan fleksibilitas dan komitmen yang tulus untuk mencapai solusi damai."
PBB juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk meningkatkan dukungan kemanusiaan bagi Ukraina. Organisasi tersebut telah meluncurkan seruan dana darurat untuk membantu memenuhi kebutuhan mendesak jutaan orang yang terkena dampak konflik.
"Solidaritas global sangat penting saat ini. Kami membutuhkan sumber daya tambahan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang paling membutuhkan," kata Guterres.
Meskipun prospek perdamaian masih belum pasti, PBB tetap berkomitmen untuk terus berupaya memfasilitasi dialog dan menemukan solusi diplomatik untuk konflik Ukraina-Rusia. Guterres menegaskan, "Kami tidak akan menyerah dalam upaya kami untuk mencapai perdamaian. Terlalu banyak yang dipertaruhkan."
Dengan meningkatnya intensitas serangan dan dampak kemanusiaan yang semakin parah, tekanan internasional terhadap Ukraina dan Rusia untuk kembali ke meja perundingan semakin meningkat. PBB berharap seruan ini dapat menjadi momentum baru untuk menghidupkan kembali proses perdamaian dan mengakhiri konflik yang telah menyebabkan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya.
Sumber: news.detik.com