Negara-Negara G20 Bahas Krisis Pangan Global Akibat Perubahan Iklim di Bali pada 15 Juni 2025
Negara-Negara G20 Bahas Krisis Pangan Global Akibat Perubahan Iklim di Bali Bali, Indonesia – Negara-negara anggota G20 berkumpul di Bali pada 15 Juni 2025, untuk membahas solusi konkret dalam menghad...
Negara-Negara G20 Bahas Krisis Pangan Global Akibat Perubahan Iklim di Bali
Bali, Indonesia – Negara-negara anggota G20 berkumpul di Bali pada 15 Juni 2025, untuk membahas solusi konkret dalam menghadapi krisis pangan global yang semakin diperparah oleh perubahan iklim. Pertemuan tingkat menteri keuangan ini bertujuan untuk merumuskan strategi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan di seluruh dunia.
Krisis pangan global menjadi perhatian utama, terutama dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem seperti kekeringan, banjir, dan gelombang panas yang merusak hasil panen di berbagai wilayah. Pertemuan ini menekankan pentingnya investasi dalam teknologi pertanian inovatif, praktik pertanian yang ramah lingkungan, dan sistem peringatan dini untuk menghadapi dampak perubahan iklim.
Para menteri keuangan dari negara-negara G20 mengakui perlunya tindakan bersama untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan pangan bagi semua orang, terutama mereka yang paling rentan. Mereka berkomitmen untuk meningkatkan pendanaan untuk penelitian dan pengembangan pertanian, serta memperkuat kerja sama internasional dalam transfer teknologi dan pengetahuan.
"Kita harus bertindak sekarang untuk mengatasi akar penyebab krisis pangan global," kata Menteri Keuangan Indonesia dalam pidato pembukaannya. "Perubahan iklim mengancam produksi pangan kita, dan kita harus berinvestasi dalam solusi yang berkelanjutan dan tangguh."
Pertemuan ini juga menyoroti pentingnya mengurangiFood Loss and Waste (FLW) atau kehilangan dan pemborosan pangan, yang berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca dan hilangnya sumber daya. Negara-negara G20 berjanji untuk menerapkan kebijakan dan program yang efektif untuk mengurangi FLW di seluruh rantai pasokan pangan, mulai dari produksi hingga konsumsi.
Selain itu, pertemuan ini juga membahas peran penting sektor swasta dalam meningkatkan ketahanan pangan. Para menteri keuangan sepakat untuk mendorong investasi swasta dalam pertanian berkelanjutan dan sistem pangan yang tangguh melalui insentif dan kemitraan publik-swasta.
Beberapa inisiatif konkret yang diusulkan dalam pertemuan ini termasuk:
- Pembentukan dana global untuk mendukung penelitian dan pengembangan pertanian berkelanjutan.
- Pengembangan sistem peringatan dini untuk cuaca ekstrem yang dapat membantu petani mengambil tindakan pencegahan.
- Peningkatan investasi dalam infrastruktur pertanian seperti irigasi dan penyimpanan.
- Promosi praktik pertanian yang ramah lingkungan seperti pertanian organik dan agroforestri.
- Peningkatan kerja sama internasional dalam transfer teknologi dan pengetahuan.
Negara-negara G20 juga menekankan pentingnya memastikan bahwa kebijakan perdagangan tidak menghambat akses pangan bagi negara-negara berkembang. Mereka berkomitmen untuk menghindari pembatasan ekspor dan distorsi pasar yang dapat memperburuk krisis pangan global.
Pertemuan di Bali ini diharapkan dapat menghasilkan komitmen yang kuat dari negara-negara G20 untuk mengatasi krisis pangan global akibat perubahan iklim. Para menteri keuangan sepakat untuk terus memantau situasi dan mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke pangan yang cukup dan bergizi," kata Menteri Keuangan dari salah satu negara anggota G20. "Dengan bekerja sama, kita dapat membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan tangguh untuk masa depan."
Pertemuan G20 di Bali ini menjadi momentum penting untuk memperkuat aksi global dalam mengatasi krisis pangan dan perubahan iklim. Negara-negara anggota berkomitmen untuk terus bekerja sama dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan ketahanan pangan bagi semua orang.
Sumber: finance.detik.com