Internasional 16 Jun 2025, 05:28

Negara-Negara ASEAN Desak Gencatan Senjata Permanen di Ukraina

Raffi Ahmad Mundur dari Proyek Beach Club di Gunungkidul, WALHI Tetap Menolak GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA – Raffi Ahmad mengumumkan pengunduran dirinya dari proyek pembangunan beach club yang direncanakan...

Raffi Ahmad Mundur dari Proyek Beach Club di Gunungkidul, WALHI Tetap Menolak

GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA – Raffi Ahmad mengumumkan pengunduran dirinya dari proyek pembangunan beach club yang direncanakan di Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) Gunung Sewu, Gunungkidul, Yogyakarta. Keputusan ini diambil setelah proyek tersebut menuai banyak protes dari masyarakat dan aktivis lingkungan. Meski demikian, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Yogyakarta tetap menyuarakan penolakan, karena mundurnya Raffi Ahmad tidak menjamin proyek tersebut akan dibatalkan sepenuhnya.

Rencana pembangunan beach club dengan 300 villa di Pantai Krakal, Gunungkidul, telah memicu gelombang penolakan dari warganet. Petisi daring di Change.org berjudul "Tolak Pembangunan Resort Raffi Ahmad di Gunungkidul!" telah ditandatangani oleh lebih dari 57 ribu orang sejak Maret 2024. Penolakan ini didasari oleh kekhawatiran akan dampak negatif proyek terhadap lingkungan, mengingat lokasi yang berada di KBAK Gunung Sewu, yang merupakan kawasan lindung geologi.

Raffi Ahmad menyampaikan pengunduran dirinya melalui sebuah video yang diunggah di media sosial. "Pada momen ini saya ingin menyampaikan pernyataan terkait berita yang sedang ramai dibicarakan terkait proyek di Gunungkidul. Saya sebagai warga negara Indonesia yang taat hukum, saya juga mengerti terdapat beberapa kekhawatiran masyarakat terkait proyek ini yang belum sejalan dengan peraturan yang berlaku," ujarnya.

Namun, WALHI Yogyakarta berpendapat bahwa penolakan harus terus dilakukan dan diperluas. Advokasi WALHI Yogyakarta, Rizki Abiyoga, menjelaskan bahwa pembangunan resort dan beach club dengan skala besar berpotensi merusak ekosistem ekologis di KBAK Gunung Sewu. "Penolakan ini harus semakin diperluas dan harus menjangkau banyak orang, mengingat pembangunan Resort dan Beach Club Bekizart rencananya berisi 300 villa dan tiga restoran di Pantai Krakal jelas akan merusak ekosistem ekologis pada KBAK Gunung Sewu," kata Rizki kepada detikTravel, Rabu (12/6/2024).

Rizki menjelaskan bahwa kawasan karst memiliki fungsi penting sebagai pengikat karbon dan menyimpan sistem air yang bermanfaat bagi masyarakat Gunungkidul, terutama dalam menghadapi krisis air. Kapanewon Tanjungsari, tempat proyek tersebut direncanakan, juga merupakan wilayah yang rawan kekeringan.

"Oleh karena itu, gelombang perluasan penolakan harus terus digaungkan karena selain soal rusaknya ekosistem ekologis, keuntungan besar didapatkan oleh pebisnis yang telah merusak tersebut, bukan khalayak luas," lanjutnya.

WALHI juga menekankan bahwa pengunduran diri Raffi Ahmad tidak menjamin proyek ini akan dibatalkan, karena proyek tersebut melibatkan banyak pihak. Rizki mengimbau masyarakat untuk terus menyuarakan penolakan terhadap pembangunan yang berpotensi merusak lingkungan.

"Meskipun kabar terbaru Raffi Ahmad akan cabut dari proyek tersebut, tidak ada jaminan bahwa proyek pembangunan Resort dan Beach Club Bekizart akan dibatalkan. Sehingga gelombang penolakan harus terus dilancarkan dan wajib semakin membesar karena ekspansi yang merugikan seluruh masyarakat ini dapat melancarkan segala cara untuk melanggengkan kepentingan pembangunan proyek itu," terangnya.

"Selain itu juga bahwa, ketika Raffi Ahmad mengundurkan diri, rekananan bisnisnya belum tentu juga mau untuk membatalkan," pungkasnya.

Polemik proyek beach club di Gunungkidul ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Meski Raffi Ahmad telah mundur, WALHI dan masyarakat sipil akan terus mengawasi perkembangan proyek ini dan mengupayakan pembatalan demi menjaga kelestarian KBAK Gunung Sewu. Penolakan ini menjadi pengingat bagi para pengembang untuk lebih memperhatikan aspek lingkungan dan partisipasi masyarakat dalam setiap proyek pembangunan.

Sumber: news.detik.com