Sosial & Budaya 19 Jun 2025, 02:07

Masyarakat Adat Toraja Gelar Rambu Solo' Terbesar dalam Satu Dekade Terakhir

Masyarakat Adat Toraja Gelar Rambu Solo' Terbesar dalam Satu Dekade Terakhir Tana Toraja, Sulawesi Selatan – Masyarakat adat Toraja, Sulawesi Selatan, menggelar upacara pemakaman Rambu Solo' dengan sk...

Masyarakat Adat Toraja Gelar Rambu Solo' Terbesar dalam Satu Dekade Terakhir

Tana Toraja, Sulawesi Selatan – Masyarakat adat Toraja, Sulawesi Selatan, menggelar upacara pemakaman Rambu Solo' dengan skala terbesar dalam sepuluh tahun terakhir. Upacara adat yang kaya akan tradisi dan budaya ini menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara yang ingin menyaksikan langsung prosesi sakral tersebut.

Rambu Solo' adalah upacara pemakaman adat masyarakat Toraja yang bertujuan untuk menghormati dan mengantarkan arwah mendiang ke alam baka atau Puya. Upacara ini bukan hanya sekadar ritual pemakaman, tetapi juga menjadi simbol status sosial, kekayaan, dan persatuan keluarga yang ditinggalkan.

Upacara Rambu Solo' kali ini diadakan untuk menghormati mendiang [Nama Mendiang], seorang tokoh masyarakat Toraja yang dihormati dan disegani. Puncak acara berlangsung selama beberapa hari, dipenuhi dengan berbagai ritual adat, tarian, musik tradisional, dan penyembelihan hewan kurban, seperti kerbau dan babi.

"Upacara Rambu Solo' ini adalah wujud penghormatan terakhir kami kepada mendiang [Nama Mendiang]. Beliau adalah sosok panutan bagi kami semua," ujar [Nama Tokoh Masyarakat], salah satu tokoh masyarakat Toraja yang terlibat dalam penyelenggaraan upacara.

Prosesi Rambu Solo' dimulai dengan persiapan yang matang, termasuk pembangunan Lakkian (rumah kecil tempat menyimpan jenazah) yang megah dan dihias dengan ornamen khas Toraja. Jenazah kemudian ditempatkan di Lakkian tersebut selama beberapa hari, sementara keluarga dan kerabat berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir.

Selama upacara berlangsung, berbagai ritual adat dilakukan, seperti Ma'badong (nyanyian duka), Ma'bugi' (tarian penyambutan), dan Sisemba' (adu kaki). Selain itu, atraksi adu kerbau atau Tedong Silaga juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang hadir.

Penyembelihan hewan kurban merupakan bagian penting dari upacara Rambu Solo'. Masyarakat Toraja percaya bahwa hewan-hewan tersebut akan menjadi bekal bagi arwah mendiang dalam perjalanannya menuju Puya. Semakin banyak hewan yang dikurbankan, semakin tinggi pula status sosial mendiang dan keluarganya.

Upacara Rambu Solo' ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Toraja. Banyak pedagang lokal yang menjajakan berbagai macam barang dagangan, mulai dari kerajinan tangan hingga makanan tradisional. Selain itu, sektor pariwisata juga mengalami peningkatan signifikan dengan banyaknya wisatawan yang datang untuk menyaksikan upacara adat ini.

Pemerintah daerah setempat turut mendukung penyelenggaraan Rambu Solo' ini sebagai upaya untuk melestarikan budaya Toraja dan mempromosikan potensi pariwisata daerah. "Kami berharap upacara Rambu Solo' ini dapat terus dilestarikan dan menjadi daya tarik wisata yang unik bagi Toraja," kata [Nama Pejabat Daerah], seorang pejabat daerah yang hadir dalam upacara tersebut.

Dengan berakhirnya upacara Rambu Solo', masyarakat Toraja berharap arwah mendiang [Nama Mendiang] dapat tenang di alam baka dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kekuatan untuk melanjutkan hidup. Upacara ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya Toraja yang kaya dan unik.

Sumber: liputan6.com