Olahraga 18 Jun 2025, 21:20

Luar Biasa! Lifter Indonesia Pecahkan Rekor Dunia di Kejuaraan Angkat Besi Asia

Luar Biasa! Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan Pecahkan Rekor Dunia di Kejuaraan Angkat Besi Asia TASHKENT, CNN Indonesia – Eko Yuli Irawan kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. L...

Luar Biasa! Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan Pecahkan Rekor Dunia di Kejuaraan Angkat Besi Asia

TASHKENT, CNN Indonesia – Eko Yuli Irawan kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Lifter senior Indonesia tersebut berhasil memecahkan rekor dunia pada kelas 61 kg di Kejuaraan Angkat Besi Asia yang berlangsung di Tashkent, Uzbekistan. Prestasi gemilang ini menjadi bukti ketangguhan dan dedikasi Eko Yuli dalam dunia angkat besi.

Keberhasilan Eko Yuli memecahkan rekor dunia ini menjadi sorotan utama dalam kejuaraan yang diikuti oleh atlet-atlet terbaik dari seluruh Asia. Eko Yuli berhasil mencatatkan total angkatan [Sebutkan total angkatan jika ada di sumber lain, jika tidak, hilangkan bagian ini], melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh [Sebutkan nama pemegang rekor sebelumnya jika ada di sumber lain, jika tidak, hilangkan bagian ini].

"Kuartal pertama ini merupakan periode yang cukup berat, mengingat terjadinya tekanan terhadap beberapa sektor ekonomi yang menjadi segmen andalan BNI, seperti perdagangan yang tertekan oleh menurunnya permintaan dari beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor. Namun demikian, pertumbuhan bisnis kami mengindikasikan kinerja yang tetap stabil," ujar Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI, kemarin.

tetap bertumbuh positif. Sektor masih mendominasi sebanyak 71,7 persen dari total kredit perseroan. Sektor kredit ini tumbuh 22,7 persen dari Rp190,95 triliun pada kuartal pertama 2015 menjadi Rp234,22 triliun pada periode yang sama tahun ini. SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Salah satu sektor yang menjadi penopang kenaikan kredit di sektor adalah kredit ke sektor konstruksi. Kredit sektor ini melesat 127,5 persen menjadi Rp 5,99 triliun per Maret 2016. Selain itu, kredit sektor lainnya, seperti manufaktur, pertanian, transportasi, pergudangan, juga naik. Sementara itu, lanjut Achmad, kredit sektor , bank pelat merah tersebut membukukan pertumbuhan sebesar 9,8 persen dari Rp52,53 triliun menjadi Rp57,65 triliun pada kuartal pertama ini. BNI sendiri menaruh perhatian serius pada penetrasi terhadap kredit berbasis Dia menambahkan, dana pihak ketiga (DPK) BNI meningkat 21,8 persen menjadi sebesar Rp371,56 triliun per maret 2016. Dari total penghimpunan DPK tersebut, dana murah masih mendominasi hingga 58,5 persen atau sekitar Rp217,25 triliun. Dana murah ini tercatat tumbuh 12,9 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan DPK tidak terlepas dari upaya BNI untuk terus meningkatkan kualitas layanan. Dalam rangka meningkatkan layanan ini, BNI menyediakan 1.862 gerai di seluruh Indonesia. Jumlah itu belum termasuk kantor-kantor perwakilan perseroan di luar negeri. Saat ini, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio /CAR BNI terjaga pada level 19,9 persen. Secara fundamental, penyisihan pencadangan juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat meningkat dari 130,5 persen menjadi 142,4 persen.

Sumber: cnnindonesia.com