KTT G7 di Italia Fokus pada Perubahan Iklim dan Keamanan Pangan Global
Kredit BNI Tumbuh 21,2 Persen di Kuartal I 2016, Sektor Infrastruktur Jadi Penopang Utama Jakarta, CNN Indonesia – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan pertumbuhan kredit yang sign...
Kredit BNI Tumbuh 21,2 Persen di Kuartal I 2016, Sektor Infrastruktur Jadi Penopang Utama
Jakarta, CNN Indonesia – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan pertumbuhan kredit yang signifikan pada kuartal pertama tahun 2016. Hingga 31 Maret 2016, BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp326,74 triliun, meningkat 21,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp269,51 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi di sektor infrastruktur, yang mencatatkan kenaikan paling tinggi.
Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni, mengakui bahwa kuartal pertama tahun 2016 merupakan periode yang penuh tantangan. "Kuartal pertama ini merupakan periode yang cukup berat, mengingat terjadinya tekanan terhadap beberapa sektor ekonomi yang menjadi segmen andalan BNI, seperti perdagangan yang tertekan oleh menurunnya permintaan dari beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor. Namun demikian, pertumbuhan bisnis kami mengindikasikan kinerja yang tetap stabil," ujarnya.
Sektor Korporasi Mendominasi Penyaluran Kredit
Sektor korporasi masih menjadi kontributor utama dalam penyaluran kredit BNI. Sektor ini mendominasi 71,7 persen dari total kredit perseroan, dengan nilai mencapai Rp234,22 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 22,7 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2015 yang sebesar Rp190,95 triliun. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan kredit di sektor konstruksi yang tumbuh pesat.
Kredit ke sektor konstruksi melesat 127,5 persen menjadi Rp 5,99 triliun per Maret 2016. Selain sektor konstruksi, sektor manufaktur, pertanian, transportasi, dan pergudangan juga mengalami peningkatan penyaluran kredit. Hal ini menunjukkan komitmen BNI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.
Fokus pada Kredit Menengah
Selain sektor korporasi, BNI juga memberikan perhatian khusus pada penyaluran kredit ke sektor menengah. Pada kuartal pertama 2016, kredit sektor menengah tumbuh sebesar 9,8 persen, dari Rp52,53 triliun menjadi Rp57,65 triliun. BNI menaruh perhatian serius pada penetrasi terhadap kredit berbasis supply chain financing untuk mendukung sektor ini.
Peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Pertumbuhan kredit yang positif juga diimbangi dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK BNI meningkat 21,8 persen menjadi sebesar Rp371,56 triliun per Maret 2016. Dari total penghimpunan DPK tersebut, dana murah (CASA) masih mendominasi hingga 58,5 persen atau sekitar Rp217,25 triliun. Dana murah ini tercatat tumbuh 12,9 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan DPK ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap BNI.
Pertumbuhan DPK tidak terlepas dari upaya BNI untuk terus meningkatkan kualitas layanan. Dalam rangka meningkatkan layanan ini, BNI menyediakan 1.862 gerai di seluruh Indonesia, belum termasuk kantor-kantor perwakilan perseroan di luar negeri.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) dan Pencadangan yang Kuat
BNI juga menjaga rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) pada level yang aman. Saat ini, CAR BNI terjaga pada level 19,9 persen. Secara fundamental, penyisihan pencadangan juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat Non-Performing Loan (NPL) coverage ratio meningkat dari 130,5 persen menjadi 142,4 persen. Hal ini menunjukkan pengelolaan risiko yang baik dan komitmen BNI untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan.
Dengan kinerja yang positif di kuartal pertama 2016, BNI optimis dapat terus meningkatkan penyaluran kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Fokus pada sektor infrastruktur dan peningkatan kualitas layanan menjadi kunci strategi BNI untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Sumber: cnnindonesia.com