Internasional 11 Jun 2025, 01:55

Krisis Iklim: PBB Serukan Tindakan Lebih Cepat, Gelombang Panas Ekstrem Landa Eropa

Krisis Iklim: PBB Serukan Tindakan Lebih Cepat, Gelombang Panas Ekstrem Landa Eropa NEW YORK, AS – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres menyerukan tindakan yang lebih...

Krisis Iklim: PBB Serukan Tindakan Lebih Cepat, Gelombang Panas Ekstrem Landa Eropa

NEW YORK, AS – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres menyerukan tindakan yang lebih cepat dan ambisius untuk mengatasi perubahan iklim. Seruan ini muncul di tengah gelombang panas ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Eropa, menyebabkan kebakaran hutan dan krisis kesehatan. Pernyataan ini disampaikan pada hari [Tanggal tidak disebutkan] di Markas Besar PBB, New York.

Guterres menekankan bahwa dunia sedang menghadapi "darurat iklim" dan mendesak negara-negara untuk meningkatkan target pengurangan emisi mereka secara signifikan. "Kita masih jauh dari jalur yang benar untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris," katanya, merujuk pada kesepakatan global untuk membatasi pemanasan global hingga di bawah 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

Gelombang panas ekstrem yang melanda Eropa telah menyebabkan suhu melonjak hingga di atas 40 derajat Celsius di beberapa wilayah. Kondisi ini memicu kebakaran hutan yang menghancurkan ribuan hektar lahan dan memaksa evakuasi massal. Selain itu, gelombang panas juga menyebabkan peningkatan kasus penyakit terkait panas dan kematian, terutama di kalangan orang tua dan kelompok rentan lainnya.

Dampak Krisis Iklim Semakin Nyata

Krisis iklim bukan lagi sekadar ancaman di masa depan. Dampaknya sudah dirasakan di seluruh dunia, mulai dari gelombang panas ekstrem, kekeringan, banjir, hingga kenaikan permukaan laut. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa jika tidak ada tindakan yang signifikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dampak ini akan semakin parah di masa depan.

Laporan terbaru dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) juga mengkonfirmasi bahwa aktivitas manusia adalah penyebab utama pemanasan global. Laporan tersebut menyerukan tindakan segera dan terkoordinasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang tak terhindarkan.

Seruan untuk Aksi Nyata

Guterres mendesak negara-negara untuk mengambil tindakan konkret dalam beberapa bidang utama, termasuk:

  • Mengurangi emisi gas rumah kaca: Negara-negara harus meningkatkan target pengurangan emisi mereka secara signifikan dan mempercepat transisi menuju energi bersih.
  • Meningkatkan pendanaan iklim: Negara-negara maju harus memenuhi komitmen mereka untuk menyediakan US$100 miliar per tahun untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi perubahan iklim.
  • Berinvestasi dalam adaptasi: Negara-negara harus berinvestasi dalam langkah-langkah adaptasi untuk melindungi masyarakat dan ekonomi mereka dari dampak perubahan iklim.

Guterres juga menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi krisis iklim. "Perubahan iklim adalah tantangan global yang membutuhkan solusi global," katanya. "Kita harus bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh bagi semua."

Masa Depan di Tangan Kita

Krisis iklim adalah tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia. Namun, dengan tindakan yang cepat dan ambisius, kita masih dapat menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.

Seruan dari PBB ini menjadi pengingat bagi semua pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun individu, untuk mengambil peran aktif dalam mengatasi krisis iklim. Masa depan bumi ada di tangan kita.

Sumber: cnnindonesia.com