Sosial & Budaya 17 Jun 2025, 03:50

Kontroversi Pementasan Wayang Kulit dengan Sentuhan Modern: Kritik dan Dukungan dari Masyarakat

Kontroversi Pementasan Wayang Kulit dengan Sentuhan Modern: Kritik dan Dukungan dari Masyarakat Yogyakarta - Pementasan wayang kulit yang menggabungkan unsur-unsur modern memicu perdebatan hangat di k...

Kontroversi Pementasan Wayang Kulit dengan Sentuhan Modern: Kritik dan Dukungan dari Masyarakat

Yogyakarta - Pementasan wayang kulit yang menggabungkan unsur-unsur modern memicu perdebatan hangat di kalangan seniman dan masyarakat. Pertunjukan yang mencoba menyajikan cerita klasik dengan sentuhan kontemporer ini menuai pro dan kontra, mempertanyakan batasan antara inovasi dan pelestarian tradisi.

Perdebatan ini bermula sejak beberapa bulan terakhir, ketika sejumlah dalang mulai bereksperimen dengan memasukkan elemen musik modern, visualisasi digital, hingga alur cerita yang lebih relevan dengan isu-isu masa kini. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menarik minat generasi muda terhadap seni wayang kulit, yang dianggap mulai ditinggalkan.

Namun, tidak semua pihak menyambut baik inovasi ini. Kritikus seni dan pemerhati budaya tradisional выразили озабоченность bahwa penambahan unsur modern dapat menggerus nilai-nilai luhur dan esensi spiritual yang terkandung dalam wayang kulit. Mereka berpendapat bahwa wayang kulit bukan sekadar hiburan, melainkan juga media pendidikan moral dan filosofi Jawa.

"Wayang kulit itu bukan hanya tontonan, tapi juga tuntunan. Kalau terlalu banyak sentuhan modern, dikhawatirkan pesan moralnya jadi kabur," ujar Ki Supardi, seorang dalang senior yang sangat menjunjung tinggi pakem tradisional.

Di sisi lain, kalangan seniman muda justru mendukung upaya modernisasi wayang kulit. Mereka beranggapan bahwa seni harus terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda. Mereka berpendapat bahwa inovasi bukanlah bentuk pengkhianatan terhadap tradisi, melainkan upaya untuk melestarikannya dengan cara yang lebih kreatif.

"Kita tidak bisa memaksakan generasi muda untuk menyukai wayang kulit jika disajikan dengan cara yang monoton. Kita harus mencari cara agar mereka tertarik, tanpa menghilangkan esensi dasarnya," kata Bayu, seorang dalang muda yang dikenal dengan gaya pementasan wayang kulit yang inovatif.

Dukungan terhadap modernisasi wayang kulit juga datang dari sejumlah akademisi dan pengamat budaya. Mereka menilai bahwa inovasi dapat menjadi strategi yang efektif untuk memperkenalkan wayang kulit kepada audiens yang lebih luas, termasuk generasi muda dan masyarakat internasional.

"Wayang kulit itu warisan budaya yang sangat berharga. Kita harus menjaganya agar tidak punah. Modernisasi bisa menjadi salah satu cara untuk memastikan keberlangsungannya," ujar Dr. Ratna, seorang pengamat budaya dari Universitas Gadjah Mada.

Perdebatan mengenai modernisasi wayang kulit ini menunjukkan adanya ketegangan antara tradisi dan inovasi dalam dunia seni. Di satu sisi, ada keinginan untuk melestarikan nilai-nilai luhur dan pakem tradisional. Di sisi lain, ada dorongan untuk berkreasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Pemerintah daerah setempat turut memberikan perhatian terhadap isu ini. Dinas Kebudayaan berencana untuk menggelar forum diskusi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk seniman tradisional, seniman muda, akademisi, dan perwakilan masyarakat. Tujuannya adalah untuk mencari titik temu dan merumuskan kebijakan yang dapat mendukung perkembangan wayang kulit secara berkelanjutan, tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisionalnya.

"Kami ingin mencari solusi yang terbaik untuk semua pihak. Wayang kulit harus tetap lestari, namun juga harus relevan dengan perkembangan zaman," ujar Kepala Dinas Kebudayaan.

Polemik ini menjadi pengingat bahwa pelestarian budaya bukanlah proses yang statis. Seni tradisi harus terus beradaptasi dan berinovasi agar tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang. Tantangannya adalah bagaimana menemukan keseimbangan antara tradisi dan modernitas, sehingga wayang kulit tetap menjadi warisan budaya yang membanggakan, sekaligus menjadi daya tarik bagi generasi muda.

Sumber: cnnindonesia.com