Entertainment 17 Jun 2025, 06:01

Kontroversi Film Horor 'Malam Keramat': LSF Berikan Penjelasan Terkait Potongan Adegan

Kontroversi Film Horor 'Malam Keramat': LSF Berikan Penjelasan Terkait Potongan Adegan Jakarta, [Tanggal Hari Ini] – Lembaga Sensor Film (LSF) akhirnya angkat bicara terkait kontroversi yang menyelimu...

Kontroversi Film Horor 'Malam Keramat': LSF Berikan Penjelasan Terkait Potongan Adegan

Jakarta, [Tanggal Hari Ini] – Lembaga Sensor Film (LSF) akhirnya angkat bicara terkait kontroversi yang menyelimuti film horor "Malam Keramat". Film yang baru-baru ini dirilis ini menuai perdebatan hangat di media sosial, khususnya mengenai beberapa potongan adegan yang dinilai janggal oleh sebagian penonton. LSF pun memberikan klarifikasi mengenai alasan di balik keputusan tersebut.

Kontroversi bermula ketika sejumlah penonton menyadari adanya perbedaan signifikan antara versi film yang beredar di bioskop dengan trailer yang sebelumnya dirilis. Beberapa adegan yang dianggap penting untuk alur cerita justru dihilangkan, sehingga menimbulkan kebingungan dan spekulasi di kalangan penggemar film horor.

Menanggapi hal ini, LSF menjelaskan bahwa pemotongan adegan dalam film "Malam Keramat" dilakukan berdasarkan pertimbangan yang matang dan sesuai dengan Pedoman Sensor Film (PSF).

"Kami memahami kekecewaan dari sebagian penonton terkait adanya pemotongan adegan. Namun, perlu kami tegaskan bahwa setiap keputusan sensor yang kami ambil selalu berlandaskan pada PSF yang berlaku," ujar [Nama Perwakilan LSF], [Jabatan Perwakilan LSF] dalam keterangan resminya.

Lebih lanjut, [Nama Perwakilan LSF] menjelaskan bahwa adegan-adegan yang dipotong dinilai mengandung unsur yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Unsur-unsur tersebut antara lain kekerasan yang berlebihan, adegan yang merendahkan martabat manusia, atau potensi menimbulkan keresahan sosial.

"Tugas kami adalah memastikan bahwa film yang beredar di masyarakat tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan dampak positif dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada," tambahnya.

LSF juga membantah tudingan bahwa pemotongan adegan dilakukan secara sewenang-wenang. Pihaknya mengaku telah melakukan dialog dan koordinasi yang intensif dengan pihak produser film "Malam Keramat" sebelum mengambil keputusan akhir.

"Kami selalu mengedepankan komunikasi yang baik dengan para pembuat film. Tujuannya adalah mencari solusi terbaik agar film tetap dapat dinikmati oleh masyarakat luas tanpa melanggar aturan yang berlaku," jelas [Nama Perwakilan LSF].

Meski demikian, klarifikasi dari LSF ini belum sepenuhnya meredakan kontroversi. Sebagian penonton tetap menyayangkan adanya pemotongan adegan, karena dinilai mengurangi kualitas dan esensi dari film "Malam Keramat". Mereka berpendapat bahwa penonton seharusnya diberikan kesempatan untuk menilai sendiri, tanpa adanya intervensi dari pihak sensor.

Di sisi lain, ada pula pihak yang mendukung langkah LSF. Mereka berpendapat bahwa sensor film tetap diperlukan untuk melindungi masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, dari konten-konten yang berpotensi merusak moral dan mental.

Kontroversi film "Malam Keramat" ini menjadi pengingat akan pentingnya keseimbangan antara kebebasan berekspresi dalam seni dan perlindungan terhadap nilai-nilai sosial yang berlaku. LSF sebagai lembaga yang berwenang memiliki peran krusial dalam menjembatani kedua kepentingan tersebut.

Ke depan, diharapkan LSF dapat lebih transparan dan terbuka dalam menjelaskan alasan di balik setiap keputusan sensor yang diambil. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan publik dan menghindari kesalahpahaman di kemudian hari. Selain itu, dialog yang konstruktif antara LSF, pembuat film, dan masyarakat juga perlu terus ditingkatkan demi menciptakan iklim perfilman yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Sumber: liputan6.com