Konser 'Harmoni Nusantara': Tulus Pecah, Bawakan Lagu Baru di Jakarta
Starbucks Batasi Akses Toilet: Hanya untuk Pelanggan yang Berbelanja Jakarta, Indonesia – Starbucks, jaringan kedai kopi raksasa asal Amerika Serikat, mengumumkan perubahan kebijakan terkait penggunaa...
Starbucks Batasi Akses Toilet: Hanya untuk Pelanggan yang Berbelanja
Jakarta, Indonesia – Starbucks, jaringan kedai kopi raksasa asal Amerika Serikat, mengumumkan perubahan kebijakan terkait penggunaan toilet di seluruh gerainya di Amerika Serikat. Mulai saat ini, toilet Starbucks hanya akan diperuntukkan bagi pelanggan yang melakukan pembelian, mengakhiri kebijakan sebelumnya yang memungkinkan siapa saja untuk menggunakan fasilitas tersebut. Kebijakan baru ini akan berlaku di seluruh lokasi Starbucks di Amerika Utara dan akan dipasang pengumuman di pintu gerai.
Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk menarik kembali pelanggan, meningkatkan penjualan yang menurun, dan memperbaiki hubungan dengan para pekerja. Selain itu, pembatasan akses toilet ini juga bertujuan untuk mencegah tunawisma dan individu yang tidak berbelanja memanfaatkan gerai Starbucks sebagai tempat berteduh atau sekadar menggunakan fasilitas toilet.
Juru bicara Starbucks menjelaskan bahwa perubahan ini merupakan langkah praktis untuk memprioritaskan pelanggan yang membayar dan ingin menikmati suasana kafe. "Dengan menetapkan ekspektasi yang jelas untuk perilaku dan penggunaan ruang, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk semua orang," ujarnya dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari CNN, Rabu (15/1/2025).
Selain pembatasan akses toilet, Starbucks juga memberlakukan kebijakan baru lainnya, termasuk larangan mengemis, diskriminasi, mengonsumsi alkohol di luar, dan vaping di area gerai. Karyawan Starbucks juga akan menerima pelatihan khusus mengenai penerapan kebijakan-kebijakan baru ini.
Sebagai upaya untuk meningkatkan pengalaman pelanggan di dalam gerai, Starbucks juga memberikan insentif bagi pelanggan yang memilih untuk menikmati kopi di tempat. Mulai 27 Januari, semua pelanggan berhak mendapatkan satu cangkir kopi gratis yang disajikan dalam cangkir keramik atau gelas yang dapat digunakan kembali, sebelumnya fasilitas ini hanya berlaku untuk member loyal Starbucks.
Kebijakan baru ini muncul di tengah permasalahan kurangnya fasilitas toilet umum yang memadai di banyak kota dan pinggiran kota di Amerika Serikat. Kondisi ini menyebabkan jaringan seperti Starbucks dan McDonald's harus mengisi kekosongan tersebut.
Perubahan kebijakan Starbucks ini menjadi sorotan karena sebelumnya, pada tahun 2018, perusahaan menerapkan kebijakan pintu terbuka setelah insiden penangkapan dua pria kulit hitam di Philadelphia yang menunggu teman di dalam gerai. Salah satu pria tersebut ditolak menggunakan toilet karena bukan pelanggan. Insiden itu memicu protes dan memaksa Starbucks untuk memberlakukan kebijakan yang lebih inklusif.
Pada tahun 2022, mantan CEO Starbucks, Howard Schultz, mengisyaratkan bahwa perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan kebijakan akses toilet terbuka karena masalah kesehatan mental yang mengancam staf dan pelanggan. Pada tahun yang sama, Starbucks menutup puluhan lokasi, sebagian besar di pusat kota, dengan alasan masalah keamanan.
Bryant Simon, seorang sejarawan dari Temple University, berpendapat bahwa perubahan kebijakan Starbucks ini mencerminkan kompleksitas masalah kurangnya toilet umum di Amerika Serikat. "Ini adalah contoh lain dari kerumitan yang disebabkan oleh kurangnya toilet umum di AS, dan Starbucks mengubah kebijakannya, terkadang mendapat keuntungan dari kurangnya infrastruktur umum dan dirugikan oleh hal yang sama," katanya.
Keputusan Starbucks untuk membatasi akses toilet telah memicu berbagai reaksi. Beberapa pihak mendukung kebijakan ini sebagai langkah untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pelanggan, sementara yang lain mengkritiknya sebagai tindakan diskriminatif terhadap tunawisma dan kelompok rentan lainnya. Perubahan ini menunjukkan bagaimana perusahaan berupaya menyeimbangkan kebutuhan bisnis dengan tanggung jawab sosial di tengah permasalahan kompleks yang dihadapi masyarakat.
Sumber: hot.detik.com