Kolom Yenny Wahid: Peran Perempuan dalam Membangun Toleransi dan Harmoni Sosial (16 Juni 2025)
Jakarta, 16 Juni 2025 - Dalam sebuah kolom opini yang diterbitkan hari ini, tokoh perempuan Indonesia, Yenny Wahid, menyoroti peran krusial perempuan dalam membangun toleransi dan harmoni sosial di In...
Jakarta, 16 Juni 2025 - Dalam sebuah kolom opini yang diterbitkan hari ini, tokoh perempuan Indonesia, Yenny Wahid, menyoroti peran krusial perempuan dalam membangun toleransi dan harmoni sosial di Indonesia. Tulisan ini muncul di tengah tantangan polarisasi dan meningkatnya intoleransi yang menguji fondasi kebhinekaan bangsa.
Yenny Wahid menekankan bahwa perempuan memiliki posisi strategis dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi dan persatuan. "Perempuan, sebagai ibu, pendidik, dan pemimpin di berbagai sektor, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat," tulisnya. Ia menambahkan bahwa perempuan seringkali menjadi agen perubahan yang efektif karena kemampuan mereka dalam membangun dialog dan menjembatani perbedaan.
Dalam kolomnya, Yenny Wahid menyoroti beberapa area kunci di mana perempuan dapat memberikan kontribusi signifikan. Pertama, dalam bidang pendidikan. Ia menekankan pentingnya peran guru perempuan dalam menanamkan nilai-nilai toleransi sejak usia dini. "Di ruang kelas, guru perempuan memiliki kesempatan emas untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya menghargai perbedaan dan membangun persahabatan lintas budaya dan agama," ujarnya.
Kedua, dalam dialog antar budaya dan agama. Yenny Wahid mencatat bahwa perempuan seringkali menjadi motor penggerak dalam inisiatif-inisiatif perdamaian di tingkat komunitas. "Perempuan memiliki kemampuan alami untuk mendengarkan, berempati, dan mencari titik temu. Ini adalah modal penting dalam membangun jembatan komunikasi antar kelompok yang berbeda," jelasnya.
Selain itu, Yenny Wahid juga menyoroti peran perempuan dalam mengatasi radikalisme dan ekstremisme. Ia berpendapat bahwa perempuan dapat menjadi garda terdepan dalam mencegah penyebaran ideologi-ideologi yang merusak persatuan bangsa. "Perempuan memiliki naluri untuk melindungi keluarga dan komunitas mereka. Mereka dapat mengidentifikasi tanda-tanda radikalisasi dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan," tulisnya.
Yenny Wahid juga menyinggung tentang pentingnya memberikan ruang yang lebih besar bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan di berbagai tingkatan. "Ketika suara perempuan didengar dan dihargai, kebijakan yang dihasilkan akan lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan seluruh masyarakat," ujarnya. Ia mencontohkan bagaimana keterlibatan perempuan dalam penyusunan undang-undang dan peraturan daerah dapat memastikan bahwa hak-hak kelompok minoritas dan rentan terlindungi.
Dalam penutup kolomnya, Yenny Wahid mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung peran perempuan dalam membangun toleransi dan harmoni sosial. "Ini bukan hanya tugas perempuan, tetapi tugas kita semua. Mari kita bergandengan tangan untuk menciptakan Indonesia yang lebih damai, adil, dan sejahtera bagi seluruh warganya," pungkasnya.
Kolom opini Yenny Wahid ini muncul di tengah berbagai isu yang menguji toleransi di Indonesia. Beberapa waktu lalu, terjadi beberapa insiden yang menunjukkan adanya intoleransi, seperti penolakan terhadap pembangunan rumah ibadah dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Oleh karena itu, tulisan Yenny Wahid ini menjadi relevan dan penting untuk mengingatkan kembali akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai informasi tambahan, Yenny Wahid dikenal sebagai tokoh perempuan yang aktif dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Ia merupakan direktur The Wahid Institute, sebuah lembaga yang fokus pada pengembangan pemikiran Islam inklusif dan demokratis. Ia juga sering terlibat dalam berbagai dialog antar agama dan budaya, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sumber: nasional.tempo.co