Opini & Editorial 19 Jun 2025, 16:11

Kolom Tokoh Tempo: Tantangan Kepemimpinan Muda di Era Disrupsi Teknologi, Refleksi dari Najwa Shihab

Kolom Tokoh Tempo: Tantangan Kepemimpinan Muda di Era Disrupsi Teknologi, Refleksi dari Najwa Shihab Jakarta, Indonesia – Di tengah gelombang disrupsi teknologi yang melanda dunia, kepemimpinan muda d...

Kolom Tokoh Tempo: Tantangan Kepemimpinan Muda di Era Disrupsi Teknologi, Refleksi dari Najwa Shihab

Jakarta, Indonesia – Di tengah gelombang disrupsi teknologi yang melanda dunia, kepemimpinan muda dituntut untuk memiliki kemampuan adaptasi dan inovasi yang tinggi. Jurnalis dan tokoh publik, Najwa Shihab, dalam kolomnya di Majalah Tempo, menyoroti pentingnya peran pemimpin muda dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks ini. Artikel ini membahas refleksi Najwa Shihab mengenai bagaimana pemimpin muda dapat beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi di era digital.

Najwa Shihab menekankan bahwa perkembangan teknologi yang pesat telah mengubah lanskap kepemimpinan secara fundamental. Pemimpin muda tidak hanya harus memahami teknologi, tetapi juga mampu memanfaatkannya untuk menciptakan solusi yang efektif dan efisien. "Era disrupsi menuntut pemimpin yang agile, adaptif, dan memiliki visi yang jelas tentang masa depan," tulis Najwa dalam kolomnya.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi pemimpin muda adalah bagaimana menyeimbangkan antara inovasi teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan. Najwa Shihab mengingatkan bahwa teknologi seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, bukan sebaliknya. "Teknologi harus digunakan secara bijak untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan lingkungan yang mendesak," ujarnya.

Selain adaptasi dan inovasi, kolaborasi juga menjadi kunci sukses kepemimpinan muda di era disrupsi. Najwa Shihab menyoroti pentingnya membangun jaringan yang luas dan beragam, serta menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat sipil. "Tidak ada satu pun organisasi atau individu yang mampu menyelesaikan semua masalah sendirian. Kolaborasi adalah kunci untuk mencapai tujuan yang lebih besar," katanya.

Dalam kolomnya, Najwa Shihab juga memberikan beberapa contoh konkret tentang bagaimana pemimpin muda dapat mengambil peran aktif dalam menghadapi tantangan global. Salah satunya adalah dengan mendorong penggunaan teknologi untuk meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan di daerah-daerah terpencil. Selain itu, pemimpin muda juga dapat berperan dalam mempromosikan praktik bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Najwa Shihab juga menggarisbawahi pentingnya memiliki integritas dan etika yang kuat dalam kepemimpinan. Di tengah derasnya arus informasi dan godaan kekuasaan, pemimpin muda harus mampu menjaga diri dari praktik-praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang. "Integritas adalah fondasi utama dari kepemimpinan yang efektif dan berkelanjutan," tegasnya.

Lebih lanjut, Najwa Shihab menyoroti perlunya pemimpin muda untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Era disrupsi menuntut pemimpin yang selalu terbuka terhadap ide-ide baru dan siap untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. "Pembelajaran adalah proses yang tidak pernah berhenti. Pemimpin muda harus terus mengasah kemampuan dan pengetahuan mereka agar tetap relevan dan kompetitif," ujarnya.

Kolom Najwa Shihab ini memberikan perspektif yang berharga tentang tantangan dan peluang yang dihadapi oleh pemimpin muda di era disrupsi teknologi. Dengan adaptasi, inovasi, kolaborasi, dan integritas, pemimpin muda dapat memainkan peran penting dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi Indonesia dan dunia. Refleksi ini menjadi panggilan bagi generasi muda untuk berani mengambil tanggung jawab dan berkontribusi secara positif bagi masyarakat.

Sebagai penutup, Najwa Shihab mengajak semua pihak untuk memberikan dukungan dan kesempatan kepada pemimpin muda. Dengan memberikan ruang bagi mereka untuk berkreasi dan berinovasi, kita dapat menciptakan ekosistem kepemimpinan yang lebih dinamis dan inklusif. "Mari kita dukung pemimpin muda untuk menjadi agen perubahan yang positif bagi bangsa dan negara," pungkasnya.

Sumber: majalah.tempo.co