Opini & Editorial 24 Jun 2025, 17:02

Kolom Tokoh Tempo: Tantangan Ekonomi Hijau Indonesia: Transisi Energi yang Adil dan Berkelanjutan

Kolom Tokoh Tempo: Tantangan Ekonomi Hijau Indonesia: Transisi Energi yang Adil dan Berkelanjutan JAKARTA, Indonesia – Dalam upaya mencapai target ekonomi hijau, Indonesia menghadapi tantangan besar d...

Kolom Tokoh Tempo: Tantangan Ekonomi Hijau Indonesia: Transisi Energi yang Adil dan Berkelanjutan

JAKARTA, Indonesia – Dalam upaya mencapai target ekonomi hijau, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam transisi energi. Profesor Bambang Brodjonegoro, seorang tokoh ekonomi terkemuka, menyoroti pentingnya transisi energi yang adil dan berkelanjutan dalam kolom terbarunya. Menurutnya, investasi yang signifikan dalam energi terbarukan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci keberhasilan.

Mengapa Transisi Energi Adil dan Berkelanjutan Penting?

Transisi energi bukan hanya tentang mengganti sumber energi fosil dengan energi terbarukan. Lebih dari itu, transisi ini harus dilakukan secara adil, memastikan bahwa tidak ada kelompok masyarakat yang dirugikan. Profesor Bambang menekankan bahwa transisi yang adil akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi kesenjangan sosial.

“Transisi energi yang adil adalah kunci untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi hijau dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat,” ujarnya.

Investasi dalam Energi Terbarukan: Langkah Strategis

Investasi dalam energi terbarukan merupakan langkah strategis untuk mencapai target ekonomi hijau. Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, seperti energi surya, air, angin, dan panas bumi. Pemanfaatan potensi ini akan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Profesor Bambang juga menyoroti pentingnya pengembangan infrastruktur energi terbarukan yang memadai. Hal ini meliputi pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan, jaringan transmisi, dan sistem penyimpanan energi.

Pengembangan SDM: Kunci Keberhasilan

Selain investasi dalam infrastruktur, pengembangan SDM juga memegang peranan penting dalam transisi energi. Indonesia membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan kompeten dalam bidang energi terbarukan. Ini meliputi teknisi, insinyur, peneliti, dan manajer yang mampu mengembangkan, mengoperasikan, dan memelihara sistem energi terbarukan.

“Pengembangan SDM harus menjadi prioritas utama dalam transisi energi. Tanpa SDM yang berkualitas, kita akan kesulitan untuk mengadopsi teknologi energi terbarukan,” kata Profesor Bambang.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun potensi energi terbarukan Indonesia sangat besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah biaya investasi yang tinggi. Pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan membutuhkan investasi yang besar, terutama pada tahap awal.

Selain itu, regulasi yang mendukung pengembangan energi terbarukan juga masih perlu ditingkatkan. Pemerintah perlu menciptakan iklim investasi yang menarik bagi investor energi terbarukan.

Studi Kasus: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Salah satu topik yang menarik perhatian adalah potensi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Meskipun energi nuklir dapat menjadi sumber energi yang bersih dan efisien, ada kekhawatiran mengenai keselamatan dan pengelolaan limbah radioaktif.

Kepala Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) menekankan bahwa pembangunan PLTN tidak bisa dilakukan sembarangan. Perlu ada kajian yang mendalam mengenai lokasi, teknologi, dan sistem keamanan PLTN.

Kesimpulan

Transisi energi yang adil dan berkelanjutan adalah kunci untuk mencapai target ekonomi hijau Indonesia. Investasi dalam energi terbarukan dan pengembangan SDM merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan. Meskipun ada tantangan yang dihadapi, dengan komitmen dan kerja keras, Indonesia dapat mencapai target ekonomi hijau dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Sumber: majalah.tempo.co