Kolom Tokoh Republika: Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif - Tantangan Pendidikan Karakter di Era Digital 2025
Kolom Tokoh Republika: Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif - Tantangan Pendidikan Karakter di Era Digital 2025 JAKARTA - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif, menyoroti tanta...
Kolom Tokoh Republika: Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif - Tantangan Pendidikan Karakter di Era Digital 2025
JAKARTA - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif, menyoroti tantangan mendasar dalam pendidikan karakter di era digital yang semakin pesat. Dalam kolomnya yang terbit hari ini, Selasa (10/6/2025), Buya Syafi'i, begitu ia akrab disapa, menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai moral dan etika di kalangan generasi muda sebagai fondasi utama dalam menghadapi derasnya arus informasi dan perubahan teknologi.
Menurut Buya Syafi'i, digitalisasi telah membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Akses mudah terhadap informasi dan interaksi tanpa batas melalui platform digital, di satu sisi membuka peluang luas bagi pembelajaran dan pengembangan diri. Namun, di sisi lain, juga memunculkan tantangan serius terkait pembentukan karakter generasi muda.
"Kita tidak bisa menutup mata terhadap pengaruh negatif yang mungkin timbul dari penggunaan teknologi digital yang tidak bijak," tulis Buya Syafi'i dalam kolomnya. Ia mencontohkan, paparan terhadap konten-konten yang tidak mendidik, berita bohong (hoaks), ujaran kebencian, serta gaya hidup konsumtif dan individualistik dapat merusak moral dan etika generasi muda.
Oleh karena itu, Buya Syafi'i menyerukan perlunya upaya serius dan terpadu dari semua pihak, mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat, hingga pemerintah, dalam memperkuat pendidikan karakter. Ia menekankan bahwa pendidikan karakter tidak hanya sebatas mengajarkan nilai-nilai moral dan etika secara teoritis, tetapi juga bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan di semua tingkatan," tegas Buya Syafi'i. Ia menambahkan, sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan karakter siswa, melalui kegiatan-kegiatan yang mendorong pengembangan nilai-nilai positif seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, dan kepedulian sosial.
Selain itu, Buya Syafi'i juga menyoroti peran penting keluarga dalam pendidikan karakter. Ia mengingatkan bahwa keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak-anak dalam belajar dan mencontoh nilai-nilai moral dan etika. Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka, serta memberikan perhatian dan bimbingan yang cukup agar anak-anak tidak terjerumus dalam pengaruh negatif digitalisasi.
"Orang tua harus aktif berkomunikasi dengan anak-anak mereka, mendampingi mereka dalam menggunakan teknologi digital, serta memberikan pemahaman tentang bahaya-bahaya yang mungkin timbul," pesan Buya Syafi'i.
Lebih lanjut, Buya Syafi'i juga mengajak masyarakat untuk turut serta dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan karakter. Ia menekankan bahwa masyarakat harus mampu memberikan contoh-contoh perilaku yang baik, serta mengawasi dan mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang dapat merusak moral dan etika generasi muda.
"Masyarakat harus menjadi filter bagi informasi dan konten-konten negatif yang beredar di dunia digital," kata Buya Syafi'i. Ia juga mengimbau kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi dan pembinaan kepada generasi muda tentang pentingnya nilai-nilai moral dan etika.
Terakhir, Buya Syafi'i berharap pemerintah dapat memberikan dukungan yang optimal bagi upaya penguatan pendidikan karakter di era digital. Ia meminta pemerintah untuk membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung pembentukan karakter generasi muda, serta menyediakan sumber daya yang memadai untuk pelaksanaan program-program pendidikan karakter.
"Pemerintah juga harus aktif dalam memberantas konten-konten negatif yang beredar di dunia digital, serta memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku-pelaku yang menyebarkan konten-konten tersebut," pungkas Buya Syafi'i.
Dengan upaya bersama dari semua pihak, Buya Syafi'i yakin bahwa Indonesia dapat menghadapi tantangan pendidikan karakter di era digital dengan sukses, serta mampu menghasilkan generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki daya saing tinggi. Generasi yang tidak hanya cakap dalam menggunakan teknologi, tetapi juga memiliki fondasi moral dan etika yang kuat.
Sumber: news.republika.co.id